Share

Mencoba bangkit

Saru hari Sebelum bertemu dengan Reyga.

"Maaf aku terlambat, Mila. Tadi di perempatan jalan macet panjang karena ada jalan yang dibangun." Jelas Arum yang baru saja datang.

"Nggak apa-apa, Tha. Ayo masuk," Ajak Mila.

"Iya."

"Ardha ga ikut?"

Arum tersenyum. "Tidak, tadi ikut sekolah dan katanya mau dijemput sama, Mas Elang."

Kamila berusaha tersenyum tipis, demi menutupi rasa gugup, ia tau Arum tak suka jika Kamila meninggakan suaminya dan membiarkan bersama pelakor itu.

"Rum, mau minum apa nih bumil?"

"Seperti biasa aja, Mila," jawabnya, sorot teduh netra Arum terus menatap tajam pada ke arah Kamila.

Kamila mengangguk. Dan memberi tahu Mbok Parti, ia hapal minuman kesukaan sahabatnya dari dulu itu.

"Aku merindukanmu, Mila, kau baik-baik saja kan?" ucapnya setelah Mbok Parti memberikan segelas teh hangat kesukaannya.

"Aku baik, Rum."

Arum menarik nafas kasar. "Lo yakin Erlan sudah menikahi gadis itu?"

"Iya, Dia yang bilang sendiri."

"Terus keputusanmu?"

Kamila tersentak. menata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status