Share

Pergi

Arum tak menggubris pertanyaan maaf Levin. laki-laki itu diam seribu bahasa. Arum malah menghindar saat Levin mencoba menatapnya. Bukan apa-apa, hanya sekedar memastikan. Bukankah tatapan mata tak pernah bisa berbohong? Sayangnya Levin tak mendapatkan apa pun, laki-laki itu hanya menggeleng. Seperti yang sudah ia bayangkan sebelumnya. Arum tidak berani membalas tatapan Levin. Levin makin yakin, pasti Arum tak akan pernah memaafkannya.

Levin melangkah keluar dan membating pintu tempat kerjanya, serta membawa mobilnya, ia menginjak gas pikirannya kalut. Karma kah ini jika hidupnya sekarang dikendalikan oleh egonya sendiri. Rasa sesal di dalam hatinya masih hinggap dan tak kunjung pergi.

Levin memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang sepi dan keluar mobil. Tubuhnya lunglai ke aspal yang berselimut kan debu. Hujan air mata membasahi pipinya, ia tak sanggup menahan beban yang menghimpit hidupnya.

"Aghhh ... tidak. Arum maafkan aku ... kumohon kembalilah." Teriak Levin histeris.

Tang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status