Share

Bab 21

Kebisingan di bengkel tidak menganggu lelaki yang tengah duduk termenung sembari mengetuk-ngetukan pena di dagunya. Buku di hadapan tidak lagi menarik, padahal tadi niatnya datang ke bengkel akan mengecek pembukuan, sebab sebentar lagi akhir bulan. Namun, Hendra sepertinya tidak ingin menyelesaikan tepat waktu.

Ruangan kecil yang Hendra desain untuk tempat istirahat itu menjadi tempat ternyaman kala dia memiliki masalah.

Pikiran lelaki berkumis tipis itu sedang kalut. Menerka-nerka siapa yang melakukan teror di rumah sampai menyebut nama istrinya. Ingin bertanya pada Laila, tetapi tidak memiliki kesempatan yang baik.

Ponsel di atas meja berdering. Tertera nama Bu Tari di layar ponsel. Hendra langsung menjawab. Tiba-tiba saja perasaannya tidak enak. Pikirannya langsung tertuju pada Laila di rumah.

"Asalamualaikum, ada apa, Buk? Apa ada masalah sama Laila?" cecer Hendra, cemas.

"Ndra, Laila nggak mau ditemani sama Ibuk. Jadi sekarang dia di rumah sendiri. Bali yo, Le. Ibuk khawatir sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status