Share

Bab 47

Biasa bersandiwara Laila tidak canggung lagi menanggapi mertuanya. Walaupun sejak tadi tangan dingin, sedingin es serta tubuh yang mengeluarkan keringat berlebih. Pun hatinya ketar ketir, takut Hendra akan memberitahu perselingkuhannya. Meski begitu dia berusaha setenang mungkin. Namun, melihat wajah Bu Tari biasa saja, malah terkesan khawatir. Akhirnya Laila bisa bernapas lega.

Lega sekali, sebab sembutan Bu Tari di luar ekspektasinya.

"Ayo, Nduk. Ibuk masak banyak hari ini," ujar Bu Tari tampak bahagia sembari menggandeng Laila. Diikuti Hendra dan Saka.

Namun, tiba-tiba Bu Tari mengingat kehamilan Laila yang tidak mudah. "Kamu masih mual nggak, Nduk? Ibuk malah sibuk sendiri."

"Nggak kok, Buk. Aku nggak mual lagi." Suara Laila lembut sekali.

Itu membuat Hendra terperangah, tidak pernah rasanya dia mendengar Laila berbicara selembut itu. Apakah itu bukti Laila telah berubah? Berawal dari ke dua orang tuanya?

Pak Tono yang baru datang ikut duduk di teras. Hendra, Saka dan Laila meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status