Share

Bab 19 : Luka dan Duka

Malam dipenuhi gemerlap bintang di langit gelap. Silir angin bertiup, menerbangkan setiap anak rambut Larasati yang sedang duduk bersila melakukan pernapasan yoga untuk menyerap energi metafisika dari sang bulan. Kelembutan terasa merasuk lewat titik cakra hingga seakan-akan menggerakkan jemari Larasati yang dengan lemah gemulai menari, sementara selendang sutra terbang rendah di rerumputan dan mengitari lekuk tubuhnya yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun melekat.

Sejenak bidadari itu terfokus hanyut dalam ketenangan jiwa dari sebuah meditasi. Di sisi lain, Li Jing yang membuka pintu tak menemukan Larasati ada di kamar. Saat mata sang aktor bergerak menuju jendela, tak sengaja dia melihat bidadari tersebut di luar.

Rasa ingin tahu menuntun langkah Li Jing yang perlahan mendekat sembari memandangi bagian punggung Larasati. Namun, karena sangat peka, bidadari itu membuka mata ketika menyadari ada yang datang. Secepat kilat dia menarik selendang sehingga melekat di tubuh bersa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status