Share

I Call It magic

VIOLA

"Ayah jahat, Bunda jahat. Kei malu sama teman-teman. Semua orang punya Ayah, cuma Kei yang nggak punya!"

Bulir-bulir air mata menetes mengaliri pipi Lakeizia. Isaknya pecah menjadi tangisan kencang. Setiap kali dia tantrum pasti dia akan mengungkit-ungkit soal ayah kandungnya.

Aku mendekati Lakeizia yang kini berguling di lantai sambil terus menangis keras. Kalau sudah begini aku nggak bisa berbuat apa-apa karena semakin dibujuk dia akan semakin ngamuk.

Akhirnya aku hanya bisa membiarkan dia melampiaskan emosinya sepuas hati.

Sampai keesokan harinya Lakeizia masih bertingkah. Dia nggak mau melakukan apa pun, mulai dari makan, mandi sampai mogok sekolah. Bahkan aku juga dilarang pergi kerja.

Aku baru saja menelepon asistenku di kantor untuk mengatakan bahwa hari ini aku masuk agak siang—ketika pintu rumah diketuk.

Ternyata Tante Zeline yang datang.

"Eh, Tante, ayo masuk, Tante." Aku menyilakan.

Tante Zeline tersenyum padaku. "Tante pikir kamu sudah berangkat. Tante cuma mau ngasi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status