Share

Tatapan Yang Menyadarkan

KENZIO

Mendengar ucapan selamat itu terucap dari bibir Viola membuatku nggak sanggup menahan perasaan. Perasaan yang tak kutahu harus kunamakan apa. Mungkin terharu, karena sepotong kalimat itu diucapkan dengan begitu tulus.

“Makasih, Vio,” jawabku.

Aku yang tadinya hanya bermaksud sekadar mengantar kue jadi berbicara banyak dengan Viola.

“Sekarang tinggal di mana?” tanyaku.

Viola menyebutkan nama kawasan yang berjarak sekitar lima belas menit dari kantor. Syukurlah dia mendapatkan tempat tinggal yang nggak begitu jauh dari sini jadi dia bisa menghemat pengeluarannya.

“Oh ya, Zio, aku minta nomer rekening kamu dong. Aku udah gajian, aku mau transfer cicilan utangku. Satu juta dulu ya?”

Kembali Viola membuatku tertegun oleh kata-katanya. Dia masih saja membahas utang itu. Padahal aku hanya bergurau dengan mengatakan total utangnya senilai dua puluh juta. Itu semua hanya alasanku agar Viola tetap bertahan di apartemen. Meski pada akhirnya alasan itu tidak lagi sanggup membuat Viola bert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status