Share

Persaingan

"Bukannya dulu kamu selalu ingin bersamaku?"

Sara mendorongku agar menjauhi kursi roda. Senyumannya begitu lebar ketika aku justru membungkuk, mulai menciumi wajahnya.

Mungkin, kalau dia sudah bisa bicara, bakal teriak-teriak kayak biasa. Minimal bilang, "Malu dilihat orang."

Kuraih telapak tangannya yang bergeming di pangkuan, menekan jemari di permukaan kulitnya perlahan. "Terasa?"

Sara menggeleng. Suara yang sempat keluar seperti serak tanpa makna.

Aku kuat. Semoga.

Ada dirinya menemani pun sudah mampu mengisi kekosongan.

Jemarinya kugerakkan untuk saling mengisi sela, menggenggam dan bertatapan. Lengkung pada binar matanya menunjukkan Sara menyukai perlakuanku.

"Mamamu minta maaf padaku. Beliau terlalu takut kalau kamu patah hati seperti dia." Aku juga terkejut mengenai kenyataan bahwa masa lalu sese

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status