Share

Racun

Masuk tahun berikutnya, aku bisa lebih leluasa menunggui Sara. Pembicaraan dengan mama mertua sebelumnya ternyata bisa sedikit mengetuk izin buat tetap sama Sara. Kayaknya sekarang malah aku yang ngebucin, ya?

"Bayar aku untuk satu malam lagi, Ra. Enggak mahal. Hanya beri tanda. Satu senyuman atau satu kedipan."

Bodohnya. Buat apa aku terus bicara sendirian? Dokter emang bilang mengenai kemungkinan pasien yang mendengar setiap pembicaraan dalam ruangan kalau lihat dari keaktifan kinerja otaknya, tetapi ... enggak ada yang nanggepin, sepi.

"Enggak. Aku enggak mau cuma satu malam bersamamu. Aku mau seluruh sisa hidupmu tetap di sisiku." Kepalaku menggeleng kuat. Enggak ada balasan. Tangan yang kugenggam masih terdiam. Namun, ketika bersandar pada pipinya, terasa basah mengaliri.

Dia berkedip?

Aku enggak salah lihat, kan?

Sampai kuusap kedua mat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status