Share

BAB 7

Malam yang dingin terasa panas, keringat yang membasahi tubuh Morgan dan Zimba sudah kelelehan membasmi hasrat-hasrat kerinduan. Morgan hanya tersenyum melihat Zimba yang langsung ketiduran. Morgan memakaikan baju Zimba yang masih telanjang bulat.

Pagi hari yang cerah Zimba hampir terlambat bangun, badanya terasa sangat capek membuatnya malas beranjak dari tempat tidur. Zimba mendengar suara ribut di dapur kecilnya ternyata ada Morgan yang sedang memasak sarapan untuknya. Zimba langsung mendekati Morgan lalu memeluknya dari belakang.

Sebelum berangkat ke kampus Zimba membereskan kostnya karena jam masuk kuliah masih lama lagi. Mulai dari kamarnya sudah seperti kapal pecah Zimba merapikan barang-barangnya, mengganti seprai yang sudah kotor dan juga mengepel.

Morgan yang sudah selesai memasak ikut juga membantu Zimba beres-beres. Mulai dari mencuci piring-piring yang kotor dilanjut membantu Zimba ikut juga mencuci pakaian. Zimba sudah menyuruhnya untuk istrahat saja tetapi Morgan yang sangat perhatian tidak ingin melihat kekasihnya terlalu capek. Setelah semua sudah selesai mereka sarapan.

Zimba langsung mandi kali ini tidak ditemanin Morgan karena waktunya sudah tidak banyak. Zimba mempersiapkan laptop dan buku yang akan dibawa ke kampus. Hari ini Zimba sangat senang tidak biasanya dirinya merias wajahnya dengan make up. Morgan melongo melihat Zimba semakin cantik, aura seksinya semakin terpancar dengan lipstik merah maroon baju yang sedikit ketat.

Morgan tidak memperbolehkan Zimba berangkat ke kampus jika penampilannya seperti itu. Zimba tidak mau karena menganggap riasan dan pakaianya biasa saja dan itu umum di kampusnya. Morgan sangat kesal karena Zimba tidak peka kalua dirinya sedang cemburu. Morgan takut semakin banyak melirik wanitanya.

Morgan cemberut dan berdiam saja di kamar. Zimba sudah mengajak untuk segera keluar berangkat ke kampus. Zimba pun mengganti pakaianya dengan kemeja over size menghapus make upnya. Wajah Morgan kembali tersenyum rasa cemburunya pun kembali reda.

Zimba sengaja meminta Morgan menurunkannya di depan gerbang kampusnya. Zimba malu jika Romi dan teman-temanya melihatnya diantar oleh Morgan pasti akan ada ejekan terhadap Zimba. Morgan juga ikut berpengertian.

Sesampainya di sana Morgan mencium pipi dan bibir Zimba sebelum keluar dari mobilnya. Memberi semangat kepada Zimba. Morgan juga memberikan bekal yang sudah disiapkan dengan rasa cinta dan sayang.

“Semangat kuliahnya sayang. Sampai bertemu lagi.” Ucap Morgan memeluk Zimba. Begitu juga Zimba membalas pelukan dan ciuman Morgan.

Pada saat Zimba berjalan menuju kelasnya ia berpapasan dengan Pak Xasel raut wajah dan tingkah seperti tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua. Entah kenapa jantung Zimba tiba-tiba berdegup kencang saat melihat Pak Xasel.

Mendekati ruangan kelas Zimba mendengar suara-suara jeritan teman-temannya seperti terjadi kegaduhan. Saat Zimba masuk dikagetkan dengan ucapan-ucapan “Cie…..cie…cie….” Zimba hanya cuek saja lalu duduk dikursi. Tiba-tiba Abang senior mereka menghampirinya memberikan bunga dan mengajaknya untuk berpacaran.

Bukan satu dua kali Zimba mengalami hal ini lagi. Zimba kadang muak menurutnya cara mendekati seperti itu sangat alay. Zimba meminta agar segera pergi karena dosen mereka akan masuk.

Abang seniornya tetap bertahan sampai Zimba menerima bunga pemberianya. Demi menjaga kenyamanan kelas, Zimba menerima bunganya tetapi saat mengambil dari tangannya Irwan dan Romi langsung merampasnya.

“Untuk ku saja bang.” Ucap Irwan nada lembut menggoda abang seniornya.

“Kami mau belajar bang. Tolong segera keluar.” Ucap Romi dengan ketus.

Akhirnya kelas Zimba kembali tentram. Romi meminjam laptop Zimba untuk mengerjakan tugas kuliahnya karena laptopnya ketinggalan. Romi membuka laptopnya mencari folder tugas-tugas kuliah Zimba, alasan sengaja ditinggal supaya bisa menyontek. Romi tidak sengaja membuka file video Zimba yang kelupaan dihapus saat menonton bersama Morgan semalam. Romi pikir itu hanya video biasa lalu mengklik yang ternyata bertema adegan panas karena sekilas romi membukanya hanya melihat wajah samar-samar Zimba.

Romi masih tidak menyangka kalua Zimba suka menonton yang gituan. Di sisi lain Romi juga bertanya-tanya dalam hati kalua di video itu mirip Zimba. Romi ingin membuka video itu tetapi takut ketahuan Zimba dan teman-temanya. Romi sengaja berpindah tempat ke belakang beralasan kepada temanya supaya fokus belajar.

Romi menyambungkan kabel data untuk memindahkan video itu ke ponselnya. Jantung yang hampir copot, tangan gemetar menjadi taruhan Romi.

“Jika ketahuan oleh Zimba habislah nyawa ku ini.” Ucap Romi di hatinya.

Peperangan itu pun berakhir dengan selamat video berhasil tersalin. Saat Romi mengembalikan laptop Zimba tabiat gemetaranya masih tergambar dari gerak-geriknya. Untuk menutupi kecurigaan Romi jujur kalua dirinya menyontek tugas Zimba. Romi pun langsung bergegas pergi keluar dari kelas menuju toilet.

Zimba membuka laptonya kembali seperti ada janggal dari sikap Romi. Zimba melihat-lihat semua filenya tidak ada yang mencurigakan. Tersirat di pikiran Zimba tiba-tiba mengingat videonya yang belum sempat dihapusnya tadi malam.

Zimba mencari video itu tidak ada lagi. Zimba membuka file yang terhapus ternyata video itu masih baru dihapus lima menit yang lalu. Kecurigaannya semakin membara Zimba mengecek pengiriman file juga 10 menit yang lalu.

Irwan mengasih tau kalua Romi sedang ke toilet. Zimba menghampirinya ke sana. Untungnya toilet pria itu sepi tidak ada orang hanya ada satu kamar toilet yang tutup. Zimba mengetok pintu dengan sengaja berdeham. Romi sudah menggila di dalam tanganya sudah meremas-remas barang miliknya. Saat melihat Zimba berdiri di depan pintu wajanya tiba-tiba pucat.

Zimba menghentikan Romi melepaskan tanganya lalu mengkancing kembali celana Romi. Setelah keluar dari kamar toilet Zimba memeluk Romi sebagai perminta maafnya karena sudah membuat temannya ikut ternodai oleh videonya.

Zimba menyuruh Romi untuk menghapus video itu dari ponselnya. Romi juga ikut meminta maaf kalua dirinya tidak tau akan hal itu. Zimba tidak banyak berbicara hanya menyuruh Romi juga agar merahasiakannya. Mereka kembali ke kelas ternyata dosen sudah masuk. Entah kenapa pikiran Zimba mengajak Romi untuk bolos.

Tempat mereka bercerita di mana lagi kalua bukan tempat markas biasa. Zimba menceritakan semua kisahnya mulai menyukai seks itu saat dirinya melihat kakak tirinya berhubungan langsung di depan mata telanjangnya. Zimba yang dulu masih polos tidak punya kekasih mencoba mempraktikkan sendiri dengan alat-alat vaginal dilator.

Zimba dulu hanya mencoba sekali dua kali saja. Zimba mulai terjerumus membuat video seksual dirinya semenjak kakak tirinya juga menjual videonya secara ilegal. Awalya Zimba hanya memuaskan hasrat sementara saja, tetapi karena dirinya sudah kehilangan keperawananya dibuat oleh kakaknya yang sengaja membawa pria untuk memperkosanya. Semua itu dilakukan karena sudah membenci dirinya.

“Kakak mu yang pernah kita jumpa waktu di mall?” Tanya Romi.

“Iya. Kok kamu langsung tau sih?” Jawab Zimba menanyakan kembali penasaran.

“Tebak aja sih. Aku pernah sekali jumpa sebelumnya di bar saat menjemput abang ku sedang mabuk.”

Romi juga meminta maaf kembali sudah membuat kegaduhan dan sempat berpikir negatif kepada Zimba. Romi tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa mengajak Zimba bolos kuliah satu hari pergi jalan-jalan ke Mall untuk menghilangkan kepenatan mereka.

........

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status