Malam yang dingin terasa panas, keringat yang membasahi tubuh Morgan dan Zimba sudah kelelehan membasmi hasrat-hasrat kerinduan. Morgan hanya tersenyum melihat Zimba yang langsung ketiduran. Morgan memakaikan baju Zimba yang masih telanjang bulat.
Pagi hari yang cerah Zimba hampir terlambat bangun, badanya terasa sangat capek membuatnya malas beranjak dari tempat tidur. Zimba mendengar suara ribut di dapur kecilnya ternyata ada Morgan yang sedang memasak sarapan untuknya. Zimba langsung mendekati Morgan lalu memeluknya dari belakang. Sebelum berangkat ke kampus Zimba membereskan kostnya karena jam masuk kuliah masih lama lagi. Mulai dari kamarnya sudah seperti kapal pecah Zimba merapikan barang-barangnya, mengganti seprai yang sudah kotor dan juga mengepel. Morgan yang sudah selesai memasak ikut juga membantu Zimba beres-beres. Mulai dari mencuci piring-piring yang kotor dilanjut membantu Zimba ikut juga mencuci pakaian. Zimba sudah menyuruhnya untuk istrahat saja tetapi Morgan yang sangat perhatian tidak ingin melihat kekasihnya terlalu capek. Setelah semua sudah selesai mereka sarapan. Zimba langsung mandi kali ini tidak ditemanin Morgan karena waktunya sudah tidak banyak. Zimba mempersiapkan laptop dan buku yang akan dibawa ke kampus. Hari ini Zimba sangat senang tidak biasanya dirinya merias wajahnya dengan make up. Morgan melongo melihat Zimba semakin cantik, aura seksinya semakin terpancar dengan lipstik merah maroon baju yang sedikit ketat. Morgan tidak memperbolehkan Zimba berangkat ke kampus jika penampilannya seperti itu. Zimba tidak mau karena menganggap riasan dan pakaianya biasa saja dan itu umum di kampusnya. Morgan sangat kesal karena Zimba tidak peka kalua dirinya sedang cemburu. Morgan takut semakin banyak melirik wanitanya. Morgan cemberut dan berdiam saja di kamar. Zimba sudah mengajak untuk segera keluar berangkat ke kampus. Zimba pun mengganti pakaianya dengan kemeja over size menghapus make upnya. Wajah Morgan kembali tersenyum rasa cemburunya pun kembali reda. Zimba sengaja meminta Morgan menurunkannya di depan gerbang kampusnya. Zimba malu jika Romi dan teman-temanya melihatnya diantar oleh Morgan pasti akan ada ejekan terhadap Zimba. Morgan juga ikut berpengertian. Sesampainya di sana Morgan mencium pipi dan bibir Zimba sebelum keluar dari mobilnya. Memberi semangat kepada Zimba. Morgan juga memberikan bekal yang sudah disiapkan dengan rasa cinta dan sayang. “Semangat kuliahnya sayang. Sampai bertemu lagi.” Ucap Morgan memeluk Zimba. Begitu juga Zimba membalas pelukan dan ciuman Morgan. Pada saat Zimba berjalan menuju kelasnya ia berpapasan dengan Pak Xasel raut wajah dan tingkah seperti tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua. Entah kenapa jantung Zimba tiba-tiba berdegup kencang saat melihat Pak Xasel. Mendekati ruangan kelas Zimba mendengar suara-suara jeritan teman-temannya seperti terjadi kegaduhan. Saat Zimba masuk dikagetkan dengan ucapan-ucapan “Cie…..cie…cie….” Zimba hanya cuek saja lalu duduk dikursi. Tiba-tiba Abang senior mereka menghampirinya memberikan bunga dan mengajaknya untuk berpacaran. Bukan satu dua kali Zimba mengalami hal ini lagi. Zimba kadang muak menurutnya cara mendekati seperti itu sangat alay. Zimba meminta agar segera pergi karena dosen mereka akan masuk. Abang seniornya tetap bertahan sampai Zimba menerima bunga pemberianya. Demi menjaga kenyamanan kelas, Zimba menerima bunganya tetapi saat mengambil dari tangannya Irwan dan Romi langsung merampasnya. “Untuk ku saja bang.” Ucap Irwan nada lembut menggoda abang seniornya. “Kami mau belajar bang. Tolong segera keluar.” Ucap Romi dengan ketus. Akhirnya kelas Zimba kembali tentram. Romi meminjam laptop Zimba untuk mengerjakan tugas kuliahnya karena laptopnya ketinggalan. Romi membuka laptopnya mencari folder tugas-tugas kuliah Zimba, alasan sengaja ditinggal supaya bisa menyontek. Romi tidak sengaja membuka file video Zimba yang kelupaan dihapus saat menonton bersama Morgan semalam. Romi pikir itu hanya video biasa lalu mengklik yang ternyata bertema adegan panas karena sekilas romi membukanya hanya melihat wajah samar-samar Zimba. Romi masih tidak menyangka kalua Zimba suka menonton yang gituan. Di sisi lain Romi juga bertanya-tanya dalam hati kalua di video itu mirip Zimba. Romi ingin membuka video itu tetapi takut ketahuan Zimba dan teman-temanya. Romi sengaja berpindah tempat ke belakang beralasan kepada temanya supaya fokus belajar. Romi menyambungkan kabel data untuk memindahkan video itu ke ponselnya. Jantung yang hampir copot, tangan gemetar menjadi taruhan Romi. “Jika ketahuan oleh Zimba habislah nyawa ku ini.” Ucap Romi di hatinya. Peperangan itu pun berakhir dengan selamat video berhasil tersalin. Saat Romi mengembalikan laptop Zimba tabiat gemetaranya masih tergambar dari gerak-geriknya. Untuk menutupi kecurigaan Romi jujur kalua dirinya menyontek tugas Zimba. Romi pun langsung bergegas pergi keluar dari kelas menuju toilet. Zimba membuka laptonya kembali seperti ada janggal dari sikap Romi. Zimba melihat-lihat semua filenya tidak ada yang mencurigakan. Tersirat di pikiran Zimba tiba-tiba mengingat videonya yang belum sempat dihapusnya tadi malam. Zimba mencari video itu tidak ada lagi. Zimba membuka file yang terhapus ternyata video itu masih baru dihapus lima menit yang lalu. Kecurigaannya semakin membara Zimba mengecek pengiriman file juga 10 menit yang lalu. Irwan mengasih tau kalua Romi sedang ke toilet. Zimba menghampirinya ke sana. Untungnya toilet pria itu sepi tidak ada orang hanya ada satu kamar toilet yang tutup. Zimba mengetok pintu dengan sengaja berdeham. Romi sudah menggila di dalam tanganya sudah meremas-remas barang miliknya. Saat melihat Zimba berdiri di depan pintu wajanya tiba-tiba pucat. Zimba menghentikan Romi melepaskan tanganya lalu mengkancing kembali celana Romi. Setelah keluar dari kamar toilet Zimba memeluk Romi sebagai perminta maafnya karena sudah membuat temannya ikut ternodai oleh videonya. Zimba menyuruh Romi untuk menghapus video itu dari ponselnya. Romi juga ikut meminta maaf kalua dirinya tidak tau akan hal itu. Zimba tidak banyak berbicara hanya menyuruh Romi juga agar merahasiakannya. Mereka kembali ke kelas ternyata dosen sudah masuk. Entah kenapa pikiran Zimba mengajak Romi untuk bolos. Tempat mereka bercerita di mana lagi kalua bukan tempat markas biasa. Zimba menceritakan semua kisahnya mulai menyukai seks itu saat dirinya melihat kakak tirinya berhubungan langsung di depan mata telanjangnya. Zimba yang dulu masih polos tidak punya kekasih mencoba mempraktikkan sendiri dengan alat-alat vaginal dilator. Zimba dulu hanya mencoba sekali dua kali saja. Zimba mulai terjerumus membuat video seksual dirinya semenjak kakak tirinya juga menjual videonya secara ilegal. Awalya Zimba hanya memuaskan hasrat sementara saja, tetapi karena dirinya sudah kehilangan keperawananya dibuat oleh kakaknya yang sengaja membawa pria untuk memperkosanya. Semua itu dilakukan karena sudah membenci dirinya. “Kakak mu yang pernah kita jumpa waktu di mall?” Tanya Romi. “Iya. Kok kamu langsung tau sih?” Jawab Zimba menanyakan kembali penasaran. “Tebak aja sih. Aku pernah sekali jumpa sebelumnya di bar saat menjemput abang ku sedang mabuk.” Romi juga meminta maaf kembali sudah membuat kegaduhan dan sempat berpikir negatif kepada Zimba. Romi tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa mengajak Zimba bolos kuliah satu hari pergi jalan-jalan ke Mall untuk menghilangkan kepenatan mereka. ........Romi mengantar Zimba pulang ke kost. Zimba mengajak Romi makan sate dulu sebelum pulang ke rumahnya. Mereka berjalan kaki dari gang menuju kost, Zimba ingin melarikan diri saat melihat Kakaknya namun ada juga Ibu dan Ayah Zimba di sana. Zimba menyuruh Romi untuk pulang saja.“Mengapa kalian duduk di situ seperti menunggu sembako?” Ucap Zimba dengan suara datar. “Ibu ngapain datang ke sini? Tumben!” Ratna yang sangat kesal dengan sambutan cetus Zimba.“Dasar anak durhaka!” Menampar wajah kiri Zimba.“Bisa ngk sekali jangan mempermalukan aku di tempat umum? Ini tempat kost banyak orang. Kamu harus sedikit paham!” Jawab Zimba nada tinggi.“Berani kau sekarang yah!” Menjambak rambut Zimba.Suasana semakin riuh. Mereka berdua saling menjambak rambut satu sama lain. Orang tuanya berusaha memisahkan tetapi tidak mempan karena bantuan Romi ikut menarik Zimba baru berhasil. “Kenapa kamu belum pulang?” Bisik Zimba kepada Romi. Romi tidak menjawab. Romi menyuruh Zimba untuk segera masuk ke da
Rasa cemburu Morgan semakin menyala. Morgan ikut turun berenang. Romi sempat tidak menyangka abangnya mau ikut bergabung dengan mereka karena yang ia tau abangnya tidak suka berenang dengan siapa pun. Zimba sudah menduga kalua Morgan akan datang. Zimba pura-pura biasa saja melanjutkan latihan berenangnya bersama Bob. Jiwa perempuan Irwan muncul saat melihat tubuh Morgan yang kekar dan seksi. Irwan menggoda Morgan yang pikiranya sedang dilanda cemburu.Bob kewalahan saat menyokong Zimba berenang membuat Zimba hampir tenggelam. Morgan yang secepat kilat langsung menolong Zimba sebenarnya tidak begitu parah hanya Morgan yang terlalu panik saja. Mereka bertiga sampai heran melihat aksi dari Morgan.Zimba melepaskan tangan Morgan melanjutkan renangnya. Zimba yang salah tingkah tidak sadarkan diri berenang ke area kolam yang dalam membuatnya tenggelam lagi. Lagi-lagi semua temanya terkejut untung saja Morgan selalu ada menolongnya. Morgan menyuruh mereka untuk tidak berenang lagi. Semua k
Melihat isi surat, Romi mengambil ponselnya untuk menghubungi Zimba sedangkan Morgan mengambil kunci mobil bergegas mencari Zimba. Bob dan Irwan ikut kebingan melihat mereka berdua seperti takut kehilangan padahal hanya ke pasar saja.........Morgan selalu mendapat nilai yang bagus orang tuanya menghadiahkan vila. Untuk merayakannya, mereka sekeluarga pergi jalan-jalan ke vila. Saat itu Romi masih kelas 2 SMP, Morgan Kelas 3 SMA karena belum banyak tau daerah vila itu Romi dan Morgan pergi jalan-jalan tanpa berpamitan. Lama kemudian mereka nyasar bukan hanya itu saja mereka berdua kena rampok barang-barang dan duit habis diambil. Semenjak kejadian itu Morgan dan Romi truma tidak pernah pergi ke area pasar. Morgan bergegas menyetir mobilnya Romi yang tidak sempat ikut hanya menunggu di vila berharap Zimba tidak kenapa-kenapa. Sepanjang perjalanan Morgan melihat kiri dan kanan jalan ternyata Zimba tidak ada. Sesampainya di pasar ikan masih saja belum ketemu. Morgan semakin khawatir di
Morgan menyuruh Romi dan Irwan segera memersihkan diri ke kamar mandi. Mereka berdua memutuskan mandi bersama bukan hanya di wajah saja penuh tinta pakaian juga ikut mengenainya. Romi dan Irwan tertawa-tawa di dalam kamar mandi saling membandingkan satu sama lain piala siapa paling besar. Suara dari kamar mandi umum terdegar ke dapur juga kamar Zimba membuat mereka ikut tertawa mendengar cerita Irwan dan Romi. “Dasar bocil!” Ucap Morgan menggeleng-geleng kepalanya. Morgan mengambil alih memasak dibantu oleh Bob. Zimba yang ingin keluar hanya saja merasa enggan masih berharap dirinya dipanggil. Romi dan Irwan membuat kompetisi di kamar mandi. “Pertandingan akan segera kita mulai. Babak final ini dihadiri oleh dua peserta yaitu Romi dan Irwan….. Mari kita berikan tepuk tangan yang meriah.” Sambut Irwan berperan sebagai pembawa acara. “Hadiah yang akan direbutkan ada gayung, sabun mandi, handuk, gosok gigi, dan lain-lain. Para dewan juri kami persilahkan untuk memulai p
Morgan mengeluarkan obat kuat dari kopernya yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Morgan melakukan aksinya mengikat tangan Zimba ke area tempat tidur. Melebarkan selangkangan Zimba. Morgan mulai mengarungi lembah milik Zimba dengan mulutnya. Ujung lidahnya menari-nari di gua Zimba. Morgan sudah merasa puas dilanjut aksi berikutnya memasukkan buah pisangnya. Goyangan itu semakin terasa membuat Zimba terbangun. Zimba bukan marah justru ikut menikmatinya. Zimba malah menyuruh Morgan lebih kuat lagi menggoyang. Mereka sangat berkesempatan di saat yang lain sedang tidur karena mabuk. Tidak akan kedengaran dari lantai satu. Suara au au au au au mereka semakim kencang. Posisi atas di ganti oleh Zimba. Bagian ini adalah part yang sangat disukai Morgan karena goyangan Zimba sangat enak sampai menusuk ke ubun-ubun. Posisi diganti dengan gaya gunting mengambil klimaks namun tak kunjung puas juga posisi diganti dengan gaya helikopter baru sangat memuaskan. Malam ini adalah malam terpanjang merek
Bob dan Irwan sangat panik segera menghentikan Romi memukul abangnya. “Dasar dua saudara yang bodoh!” Kata Zimba keluar dari mobil pergi meninggalkan mereka.Romi ikut berlari mengikuti Zimba. Bob dan Irwan mengekor juga dari belakang. Zimba tiba-tiba berhenti sampai mereka tersungkur di punggung Zimba. “Kamu kenapa sih Rom? Kamu bodoh juga yah sama seperti abang kamu?” Mengalihkan tangan Zimba ingin juga memukul Romi.“Sudahlah Zim. Kita di sini main-main loh.” Bob menghentikan Zimba.“Kalian yang memulai inikan?” Zimba semakin mengamuk.“Kalian pulang saja aku mau sendiri saja di sini.” Lanjut Zimba.“Tidak usah bertengkar lagi. Kalian mau menyia-nyiakan waktu ini? Sebelum datang ke sini impian kita apa? Bermain jetski barengkan? Apa lagi kamu Zim itu mimpi mu sudah lama. Kamu mau membatalkan?” Bujuk Irwan menenangkan mereka.“Tidak mau.” Serentak Zimba, Romi dan Bob menjawab. Suasan itu pun kembali mereda. Sebelum melanjutkan permainan mereka. Romi meminta maaf sangat menyesal
“Ibu sekarang sudah di mana Rom?” “Ibu sudah tinggal di luar negeri bersama selingkuhan bulenya. Tidak usah ditanya lagi sudah lama tidak kabar dengan Ibu.” Romi membuka pintu mobil.“Lama tidak bertemu yah Pak Dona. Maaf baru bisa salam sekarang tadi tidak sempat saat berada di dalam. Wahh…. sudah lama juga yah sampai anak saya kuliah masih tetap setia mengemban tugas.” Ujarnya ke supir yang sudah menemani dari Romi mulai dari SD hingga sekarang. Sepanjang perjalanan Ayah Romi dan Pak Dona bercerita masa lalu. Mereka berempat hanya sebagai pendengar.Tiba di pusat perbelanjaan Romi juga ikut mengajak teman-temanya keluar. Romi menyuruh Ayahnya memilih pakaian, sepatu dan semua kebutuhan yang diperlukan. Ayahnya tidak banyak memilih hanya satu pasang pakaian dan sandal saja. Romi justru memborong banyak untuk Ayahnya selagi masih berjumpa. Romi tidak tau hari berikutnya akan jarang bertemu. Romi menanyakan Ayahnya kebutuhan apa lagi yang kurang tetapi tetap jawaban Ayahnya tidak ad
Zimba menyuapi Morgan sampai kenyang sembari juga ikut makan. Badan Morgan sangat kegerahan meminta bantuan ke Zimba untuk membantunya memandikan. Zimba membuka semua pakaian Morgan membawa ke kamar mandi. “Sayang pengen…” Dengan manjanya Morgan membujuk Zimba untuk membuka pakaianya juga.Zimba menyentil kening Morgan. “Pikirkan dulu kesehatan mu baru nanti aku kasih.” Zimba mengelap badan Morgan dengan hati-hati agar tidak mengenai lukanya, karena pakaian Morgan tidak ada di situ Zimba harus ke lantai tiga mengambilnya.Siapa yang tidak tergoda ketika melihat Morgan terbaring di atas tempat tidur buah pisangnya menjulang tinggi. Zimba menghilangkan pikiran itu dulu fokus dengan kesembuhan Morgan. Zimba memakaikan celana dalam Morgan. Morgan menolak, dirinya ingin telanjang bulat saja. Zimba memberikan obat Morgan. Entah kenapa tangan nakal Morgan selalu meraba-raba bokong Zimba yang montok. Batas kesabaran Zimba tidak tahan juga. Zimba membuka pakaianya. Mereka berdua mulai melaks