Zimba seakan masih belum percaya dirinya dioperasi. Zimba meminta cermin melihat keadaan kepalanya. Irwan memberikan cermin kecil yang ada di tasnya. Zimba menangis melihat kepalanya masih diperban tidak menyangka lukanya bisa sampai separah itu. Suara tangisan Zimba semakin kencang mengingat kembali semua perbuatan Ratna dan Ibunya kepadanya. Morgan pun terbangun mendengarnya.“Ada apa? Masih sakit?” Morgan keluar menghampiri Zimba lalu memeluknya. Irwan pun ikut memeluknya dikiuti Romi dan Bob sama-sama memeluk Zimba. Bulan pun ikut menangis bersama mereka. Mereka semua kembali istrahat. Morgan tidur di kursi menemani Zimba sedangkan mereka bertiga tidur di kamar tamu pasien. Sebentar Morgan tertidur sebentar lagi terbangun untuk mengecek keadaan Zimba. “Zzzz zzzz” Suara dengkur mereka bertiga masih bersenandung tidak tau sudah pukul delapan pagi.“Bangun Oii.. Kalian enggak ngampus??” Morgan menarik selimut.“Bentar lagi.” Romi kembali menarik selimutnya.“Lihat jam Rom! Sudah p
Tidak seperti biasanya Zimba telat masuk kelas karena sedang macet di perjalanan. Zimba dihukum oleh dosennya untuk bernyanyi. Zimba yang tidak pintar bernyanyi, teman satu kelasnya menertawai Zimba karena suaranya fals membuatnya sangat malu. Zimba menarik nafas pelan-pelan memfokuskan dirinya untuk segera belajar. 30 menit sebelum pergantian jadwal mata kuliah, Pak Xasel selaku dosen mereka memberikan tugas kelompok. Teman-teman Zimba saling berebutan masuk ke kelompoknya. Zimba dikenal orang sangat pintar dan jenius di kelasnya. Zimba juga merupakan sosok wanita yang banyak disukai kaum pria karena kecantikanya. Zimba pun mencari kesempatan dengan liciknya sengaja memilih teman yang mengejeknya tadi. Pada jam istrahat Zimba menjumpai Pak Xasel untuk meminta arahan karena belum paham dengan materi yang disampaikan alasan terlambat. Pak Xasel sangat sibuk sehingga tidak bisa membantu Zimba. Zimba berinisiatif memberikan flashdisk untuk memindahkan file materi dari dosen tersebut.
Zimba ingin membuat video kenangan di hpnya ternyata ketinggalan di lantai dua. Romi dan Irwan yang sangat sibuk memanggang daging tidak bisa menemaninya. Zimba akhirnya pergi sendirian. Pada saat mengambil hp, Zimba mendengar ada suara aneh dari lantai 3. Zimba yang pemberani pergi menaiki tangga secara berlahan mengikuti arah dari suara itu. Kamar ujung yang sengaja didesain tertutup tidak tampak terlihat, Zimba curiga keluarga Romi pasti ada yang psikopat. Pintunya sedikit terbuka. Pada saat Zimba mengintip, tiba-tiba ada bayangan orang yang hanya memakai bokser dari belakang menghampirinya.Tiba-tiba bayangan itu semakin mendekat dan memegang pantat Zimba yang montok. Zimba sangat terkejut akan aksi pria itu terhadapnya. Setelah menoleh ke belakang ternyata sosok pria yang mandi di kolam berenang yang sudah dilirik Zimba sebelumnya. Zimba tidak dapat marah hanya memberikan senyuman saja. Zimba ingin mencoba meraba nenen pria itu tetapi Romi memanggilnya dari bawah.Zimba segera t
Di tengah perjalanan, Romi menyuruh berhenti di mini market untuk membeli cemilan ditemani oleh Irwan. Zimba tidak PD ikut keluar dengan pakaian laki-laki. Suasana mereka berdua pun semakin canggung, Morgan mengalihkan pembicaraan.“Kamu tinggal di mana Zim?” “Aku ngekost!” Jawab Zimba dengan datar. Zimba tidak tahu akan dirinya selalu salah tingkah dan canggung di hadapan Morgan. Jarak tempuh ke Mall hanya 30 menit, berhubung macet mereka menghabiskan waktu untuk sampai 45 menit. Sepanjang perjalanan mereka bertiga bergurau kecuali Morgan yang hanya fokus menyetir dan sesekali memperhatikan Zimba dari kaca spion mobil dalam. Romi membantu Zimba membuka botol minumannya di pandangan Morgan mereka berdua sangat romantis. Morgan sengaja tiba-tiba ngerem mobilnya membuat Zimba hampir kejedot. Sepanjang perjalanan Romi memarahi abangnya. Sesampainya di mall mereka langsung mencari pakaian untuk Zimba. Romi menyuruh Zimba mencoba pakaian yang dia pilih di ruang ganti. Pada saat Zimba m
Sesampainya mereka bertiga di rumah. Morgan hanya mengantar adiknya dan Irwan. Morgan memutar balik mobilnya membuat alasan kepada Romi untuk mengisi bensin. Morgan langsung tancap gas menuju kost Zimba yang sebelumnya sudah dicari tau dari Irwan. Morgan memakirkan mobil sportnya di pinggir jalan karena tidak bisa masuk ke dalam gang kecil. Morgan berjalan kaki memperhatikan nomor rumah kost Zimba. Penjaga kost tidak ada jadi bebas keluar masuk ke kost tersebut. Morgan tidak tau kamar Zimba yang mana, dia mencoba menghubungi Zimba tetapi sengaja tidak angkat, berulang kali ia menelpon mengikuti arah suara nada dering itu. Morgan mendengar ternyata kamar Zimba berdekatan dengan pintu gerbang. Morgan mengetuk pintu kamarnya ternyata benar dugaan Morgan. Zimba kaget dengan kedatangan Morgan. Zimba menyuruh Morgan untuk segera masuk ke dalam dan menutup pintu kamarnya kembali. Morgan langsung memeluk Zimba dan meminta maaf atas kelalaiannya. Zimba yang cemburuan mendengar alasan yang s
Zimba melepas hpnya dari charger. Zimba tidak mendengar dari tadi ada notif wa. Setelah Zimba membaca pesan yang masuk, ia segera keluar melihat ke depan kostnya. Zimba tidak menduga barang yang dibeli Romi sebanyak itu. Zimba tersipu ketika melihat pembalut yang Romi beli dua pack tidak terpakai karena Zimba tidak memakai pantyliner. Zimba melanjutkan belajar untuk membahas mater-materi mata kuliah untuk besok. Tidak terasa waktu hingga pukul 22.30 wib, Zimba pergi ke kamar mandi gosok gigi dan cuci muka. Zimba duduk di atas meja rias memakai skincare. Pada saat mematikan lampu Zimba teringat akan flashdisknya. Zimba menghidupkan lampunya kembali mengecek semua tas tidak ada juga. Melihat di kantong celananya juga tidak ada. Terakhir Zimba melihat di tas laptop tidak ada juga. Zimba mengingat-ingat kembali ternyata ketinggalan di kamar Morgan. Zimba menelpon Morgan lewat wa nomornya tidak aktif. Mencoba menghubungi dari telpon biasa juga tidak aktif. Zimba sangat malu jika Morgan
Perjalanan ke kampus Romi mengajak sarapan dulu, Zimba menolak karena sudah makan dari kost. Zimba menyuruh Romi sendiri saja. Romi pun singgah sebentar di mini market untuk membeli roti dan susu. Pada saat Romi keluar dari mobil, Zimba menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Morgan. Morgan menyuruh Zimba memberikan dompetnya. Morgan melihat isi dompetnya tidak ada sama sekali uang yang dipegang. Morgan mengelus kepala Zimba untuk menenangkan pikiran wanitanya. Morgan meminta Zimba untuk segera mengirimkan nomor rekeningnya.Romi membeli banyak sekali makanan ringan dan minuman. Zimba mengingatkan Romi jangan dibawa ke dalam kelas karena jajanan yang Romi bawa sering membuat diskusi mereka tidak lancar. Pikiran mereka akan melayang-layang ke makanan bukan ke pelajaran. Teman-teman mereka juga jadi ribut karena berebutan jajanan.Romi langsung takut dengan peringatan Zimba karena ia sangat trauma tidak ingin mengulang masa itu lagi. Romi pernah kena tabok membuat giginya hampir m
Malam yang dingin terasa panas, keringat yang membasahi tubuh Morgan dan Zimba sudah kelelehan membasmi hasrat-hasrat kerinduan. Morgan hanya tersenyum melihat Zimba yang langsung ketiduran. Morgan memakaikan baju Zimba yang masih telanjang bulat. Pagi hari yang cerah Zimba hampir terlambat bangun, badanya terasa sangat capek membuatnya malas beranjak dari tempat tidur. Zimba mendengar suara ribut di dapur kecilnya ternyata ada Morgan yang sedang memasak sarapan untuknya. Zimba langsung mendekati Morgan lalu memeluknya dari belakang. Sebelum berangkat ke kampus Zimba membereskan kostnya karena jam masuk kuliah masih lama lagi. Mulai dari kamarnya sudah seperti kapal pecah Zimba merapikan barang-barangnya, mengganti seprai yang sudah kotor dan juga mengepel.Morgan yang sudah selesai memasak ikut juga membantu Zimba beres-beres. Mulai dari mencuci piring-piring yang kotor dilanjut membantu Zimba ikut juga mencuci pakaian. Zimba sudah menyuruhnya untuk istrahat saja tetapi Morgan yang