Sesampainya mereka bertiga di rumah. Morgan hanya mengantar adiknya dan Irwan. Morgan memutar balik mobilnya membuat alasan kepada Romi untuk mengisi bensin. Morgan langsung tancap gas menuju kost Zimba yang sebelumnya sudah dicari tau dari Irwan. Morgan memakirkan mobil sportnya di pinggir jalan karena tidak bisa masuk ke dalam gang kecil. Morgan berjalan kaki memperhatikan nomor rumah kost Zimba.
Penjaga kost tidak ada jadi bebas keluar masuk ke kost tersebut. Morgan tidak tau kamar Zimba yang mana, dia mencoba menghubungi Zimba tetapi sengaja tidak angkat, berulang kali ia menelpon mengikuti arah suara nada dering itu. Morgan mendengar ternyata kamar Zimba berdekatan dengan pintu gerbang. Morgan mengetuk pintu kamarnya ternyata benar dugaan Morgan. Zimba kaget dengan kedatangan Morgan. Zimba menyuruh Morgan untuk segera masuk ke dalam dan menutup pintu kamarnya kembali. Morgan langsung memeluk Zimba dan meminta maaf atas kelalaiannya. Zimba yang cemburuan mendengar alasan yang sebenarnya kenapa pernah bertemu dengan kakak tirinya. Morgan pernah di fase keluarganya sedang berantakan. Orang tua mereka saling selingkuh. Morgan pergi menenangkan dirinya ke bar tempat-tempat perempuan malam. Morgan perdana pergi ke tempat seperti itu, ternyata Morgan di kasih minum yang sudah bercampur dengan obat. Morgan pun mabuk semua barang-barang branded mulai dari jam tangan, kalung, cincin, tas dan duit 30 juta diambil. Kekayaan yang dimiliki mereka merupakan warisan orang tuanya, kemudian dikembangkan oleh Morgan yang berjuang keras mempertahankan perusahaannya, agar tidak mengalami kebangkrutan. Orang tua mereka sudah berpisah saling memilih hidup bersama selingkuhan masing-masing. Zimba ikut merasa sedih mendengar cerita keluarga Romi yang selalu hidup ceria di kampus seperti tidak ada beban ternyata banyak menyimpan luka. Zimba memeluk dan menepuk-nepuk pundak Morgan . Zimba juga meminta maaf atas kesalah pahaman tersebut. “Perempuan itu kakak tiri aku. Apakah kakak tiri aku juga ikut memberi minum?” tanya Zimba. “Dia yang menawarkan aku untuk minum.” Jawab Morgan. Morgan menenangkan Zimba untuk tidak ikut merasa bersalah. Morgan tidak bertanya bagaimana kehidupan persaudaraan mereka. Morgan hanya ingin melunasi kesalahpahaman mereka. Zimba mengajak memasak mi instan karena sudah sangat kelaparan. Morgan bukan hanya dinaungi ketampanan dan kekayaan, dia juga sangat ahli dalam hal memasak. Morgan menyuruh Zimba istrahat saja. Zimba duduk di atas meja memandang Morgan sangat lihai waktu memasak membuatnya semakin jatuh cinta dengan pria itu. Zimba memeluk Morgan dari belakang saat memasak. Morgan juga sangat senang melihat Zimba saat memeluknya. Dia memberikan kecupan ke kening Zimba. “Maukah kau menghabiskan malam ini bersama ku?” Tanya Zimba. “Dasar anak nakal.” Mengelus-elus rambut Zimba. Masakan Morgan sudah siap untuk disantap. Zimba sangat kagum dengan rasanya yang sangat enak, gigitan minya sangat legit membuat Zimba nambah sampai dua kali. Setelah selesai makan Zimba membereskan semua dapur kostnya. Morgan yang tidak ingin melihat Zimba hanya bekerja sendirian, dia juga ikut mencuci piring. Zimba semakin berdebar melihat Morgan. Zimba menjahili Morgan membuat busa cuci piring ke hidungnya. Morgan yang semakin geram menggigit bibir Zimba. Zimba membuka pakaiannya menarik Morgan ke kamar kecil untuk mandi bersama. Saat berdiri di bawah sower, Zimba mendekap tubuh Morgan dengan erat. Zimba menangis karena baru kali ini bertemu dengan pria setulus Morgan. Morgan menenangkan Zimba menepuk-nepuk pundaknya. Morgan mengambil spons dan sabun cair menyuruh Zimba untuk duduk di atas bathtub. Morgan menggosok badan Zimba dari ujung kaki sampai tangan. Morgan juga memijat kepala Zimba dengan lembut. Berlahan Morgan mengangkat Zimba ke pelukanya mengarahkan buah pisangnya ke tempat kemaluan Zimba. Setelah posisinya sudah mantab, Morgan memberikan goyangan dahsyat sehingga membuat Zimba mengeluarkan desahan ahh… ahhh…. ahhh.. Kaki Morgan sudah mulai teras kram, Zimba mengambil alih. Posisi Morgan tidur di atas bathtub sedangkan Zimba berada di posisi atas. Penis Morgan yang menjulang memasuki lorong vagina Zimba. Morgan ikut aktif juga membantu Zimba untuk menggoyang dari bawah. Zimba langsung berhenti karena kencingnya ingin keluar. Mereka sudah merasa kelelahan tidak ingin melajutkan lagi. Zimba membersihkan tubuhnya begitu juga dengan Morgan. Zimba langsung tiduran dengan keadaan telanjang bulat dan rambut masih basah. Zimba bagaikan anak bayi saat Morgan mengeringkan rambut Zimba dengan hair dryer, memakaikan celana dalam, bra dan daster. Morgan memberikan air hangat untuk meredakan rasa capeknya. Morgan mengelus-elus rambut Zimba hingga tertidur. Morgan memakai pakaiannya diam-diam, ia meninggalkan Zimba sendirian. Morgan singgah ke Super Market untuk membeli stok perlengkapan mandi, bahan masakan, beras, daging, ikan, buah, sayuran, cemilan dan kebutuhan lainnya. Morgan menghabiskan uangnya sebanyak tiga juta. Morgan keluar dari dalam ternyata di pintu masuk ada seorang sales menawarkan pembalut. Sales itu mengejek Morgan kenapa ragu-ragu membelinya saat di dalam tadi. Morgan pun malu mendengarnya akhirnya membeli pembalut itu dua pack. Morgan ingin meminta bantuan Zimba membawa barang-barang yang dia beli ke kost Zimba. Morgan melihat ada sepatu pria yang tidak asing, ia mendekatkan diri ke pintu Zimba yang tertutup, mendengar suara pria yang tidak asing. Siapa lagi kalua bukan adiknya. Morgan memutuskan mengangkat semua barang itu sendirian menaruhnya diam-diam di depan kost Zimba. Sedikit demi sedikit lama-lama barangnya sudah siap. Morgan mengirim pesan foto ke Zimba lewat chat. “Seng tolong nanti kamu ambil barang ini yah. Maaf tidak bisa singgah lagi. Aku lihat adikku sedang ada di dalam. Love you seng.” Tulis Morgan di chat wa. Tujuan Romi datang ke kost Zimba mengembalikan laptopnya yang tertinggal. Romi mengajak Zimba memakan bakso yang ia beli saat datang ke tempa Zimba. Romi mengambil mangkok dan sendok karena melihat Zimba masih keadaan ngantuk. Setelah Romi membuka bungkus bakso aromanya semakin mengungah selera Zimba pun bangkit dari kemageranya untuk menyantap bakso itu. Romi dan Zimba berbincang-bincang membahas diskusi mereka yang akan dipresentasikan besok. Romi mahasiswa yang berjiwa pemalas meminta tolong kepada Zimba supaya ia hanya sebagai notulis saja. Zimba memukul kepalanya dengan sendok. Romi terus membujuk Zimba untuk tidak berikan tugas yang berat. Zimba berdiri menyimpan sisa makanan ke dapur. Romi menarik kaki Zimba untuk memohon tetapi Romi terjatuh dari posis duduknya memegang kaki Zimba yang berdiri mengenakan daster. Mata Romi ternodai dengan celana dalam warna ungu diselimuti paha yang mulus. Romi sangat-sangat syok membuat mulutnya langsung membisu. Zimba langsung melempar tangan Romi dengan kakinya. Romi sudah sangat malu menatap muka Zimba. Romi bergegas langsung pulang dari kost Zimba. Zimba juga ikut malu dan merasa lucu saat melihat tingkah Romi. .....Zimba melepas hpnya dari charger. Zimba tidak mendengar dari tadi ada notif wa. Setelah Zimba membaca pesan yang masuk, ia segera keluar melihat ke depan kostnya. Zimba tidak menduga barang yang dibeli Romi sebanyak itu. Zimba tersipu ketika melihat pembalut yang Romi beli dua pack tidak terpakai karena Zimba tidak memakai pantyliner. Zimba melanjutkan belajar untuk membahas mater-materi mata kuliah untuk besok. Tidak terasa waktu hingga pukul 22.30 wib, Zimba pergi ke kamar mandi gosok gigi dan cuci muka. Zimba duduk di atas meja rias memakai skincare. Pada saat mematikan lampu Zimba teringat akan flashdisknya. Zimba menghidupkan lampunya kembali mengecek semua tas tidak ada juga. Melihat di kantong celananya juga tidak ada. Terakhir Zimba melihat di tas laptop tidak ada juga. Zimba mengingat-ingat kembali ternyata ketinggalan di kamar Morgan. Zimba menelpon Morgan lewat wa nomornya tidak aktif. Mencoba menghubungi dari telpon biasa juga tidak aktif. Zimba sangat malu jika Morgan
Perjalanan ke kampus Romi mengajak sarapan dulu, Zimba menolak karena sudah makan dari kost. Zimba menyuruh Romi sendiri saja. Romi pun singgah sebentar di mini market untuk membeli roti dan susu. Pada saat Romi keluar dari mobil, Zimba menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Morgan. Morgan menyuruh Zimba memberikan dompetnya. Morgan melihat isi dompetnya tidak ada sama sekali uang yang dipegang. Morgan mengelus kepala Zimba untuk menenangkan pikiran wanitanya. Morgan meminta Zimba untuk segera mengirimkan nomor rekeningnya.Romi membeli banyak sekali makanan ringan dan minuman. Zimba mengingatkan Romi jangan dibawa ke dalam kelas karena jajanan yang Romi bawa sering membuat diskusi mereka tidak lancar. Pikiran mereka akan melayang-layang ke makanan bukan ke pelajaran. Teman-teman mereka juga jadi ribut karena berebutan jajanan.Romi langsung takut dengan peringatan Zimba karena ia sangat trauma tidak ingin mengulang masa itu lagi. Romi pernah kena tabok membuat giginya hampir m
Malam yang dingin terasa panas, keringat yang membasahi tubuh Morgan dan Zimba sudah kelelehan membasmi hasrat-hasrat kerinduan. Morgan hanya tersenyum melihat Zimba yang langsung ketiduran. Morgan memakaikan baju Zimba yang masih telanjang bulat. Pagi hari yang cerah Zimba hampir terlambat bangun, badanya terasa sangat capek membuatnya malas beranjak dari tempat tidur. Zimba mendengar suara ribut di dapur kecilnya ternyata ada Morgan yang sedang memasak sarapan untuknya. Zimba langsung mendekati Morgan lalu memeluknya dari belakang. Sebelum berangkat ke kampus Zimba membereskan kostnya karena jam masuk kuliah masih lama lagi. Mulai dari kamarnya sudah seperti kapal pecah Zimba merapikan barang-barangnya, mengganti seprai yang sudah kotor dan juga mengepel.Morgan yang sudah selesai memasak ikut juga membantu Zimba beres-beres. Mulai dari mencuci piring-piring yang kotor dilanjut membantu Zimba ikut juga mencuci pakaian. Zimba sudah menyuruhnya untuk istrahat saja tetapi Morgan yang
Romi mengantar Zimba pulang ke kost. Zimba mengajak Romi makan sate dulu sebelum pulang ke rumahnya. Mereka berjalan kaki dari gang menuju kost, Zimba ingin melarikan diri saat melihat Kakaknya namun ada juga Ibu dan Ayah Zimba di sana. Zimba menyuruh Romi untuk pulang saja.“Mengapa kalian duduk di situ seperti menunggu sembako?” Ucap Zimba dengan suara datar. “Ibu ngapain datang ke sini? Tumben!” Ratna yang sangat kesal dengan sambutan cetus Zimba.“Dasar anak durhaka!” Menampar wajah kiri Zimba.“Bisa ngk sekali jangan mempermalukan aku di tempat umum? Ini tempat kost banyak orang. Kamu harus sedikit paham!” Jawab Zimba nada tinggi.“Berani kau sekarang yah!” Menjambak rambut Zimba.Suasana semakin riuh. Mereka berdua saling menjambak rambut satu sama lain. Orang tuanya berusaha memisahkan tetapi tidak mempan karena bantuan Romi ikut menarik Zimba baru berhasil. “Kenapa kamu belum pulang?” Bisik Zimba kepada Romi. Romi tidak menjawab. Romi menyuruh Zimba untuk segera masuk ke da
Rasa cemburu Morgan semakin menyala. Morgan ikut turun berenang. Romi sempat tidak menyangka abangnya mau ikut bergabung dengan mereka karena yang ia tau abangnya tidak suka berenang dengan siapa pun. Zimba sudah menduga kalua Morgan akan datang. Zimba pura-pura biasa saja melanjutkan latihan berenangnya bersama Bob. Jiwa perempuan Irwan muncul saat melihat tubuh Morgan yang kekar dan seksi. Irwan menggoda Morgan yang pikiranya sedang dilanda cemburu.Bob kewalahan saat menyokong Zimba berenang membuat Zimba hampir tenggelam. Morgan yang secepat kilat langsung menolong Zimba sebenarnya tidak begitu parah hanya Morgan yang terlalu panik saja. Mereka bertiga sampai heran melihat aksi dari Morgan.Zimba melepaskan tangan Morgan melanjutkan renangnya. Zimba yang salah tingkah tidak sadarkan diri berenang ke area kolam yang dalam membuatnya tenggelam lagi. Lagi-lagi semua temanya terkejut untung saja Morgan selalu ada menolongnya. Morgan menyuruh mereka untuk tidak berenang lagi. Semua k
Melihat isi surat, Romi mengambil ponselnya untuk menghubungi Zimba sedangkan Morgan mengambil kunci mobil bergegas mencari Zimba. Bob dan Irwan ikut kebingan melihat mereka berdua seperti takut kehilangan padahal hanya ke pasar saja.........Morgan selalu mendapat nilai yang bagus orang tuanya menghadiahkan vila. Untuk merayakannya, mereka sekeluarga pergi jalan-jalan ke vila. Saat itu Romi masih kelas 2 SMP, Morgan Kelas 3 SMA karena belum banyak tau daerah vila itu Romi dan Morgan pergi jalan-jalan tanpa berpamitan. Lama kemudian mereka nyasar bukan hanya itu saja mereka berdua kena rampok barang-barang dan duit habis diambil. Semenjak kejadian itu Morgan dan Romi truma tidak pernah pergi ke area pasar. Morgan bergegas menyetir mobilnya Romi yang tidak sempat ikut hanya menunggu di vila berharap Zimba tidak kenapa-kenapa. Sepanjang perjalanan Morgan melihat kiri dan kanan jalan ternyata Zimba tidak ada. Sesampainya di pasar ikan masih saja belum ketemu. Morgan semakin khawatir di
Morgan menyuruh Romi dan Irwan segera memersihkan diri ke kamar mandi. Mereka berdua memutuskan mandi bersama bukan hanya di wajah saja penuh tinta pakaian juga ikut mengenainya. Romi dan Irwan tertawa-tawa di dalam kamar mandi saling membandingkan satu sama lain piala siapa paling besar. Suara dari kamar mandi umum terdegar ke dapur juga kamar Zimba membuat mereka ikut tertawa mendengar cerita Irwan dan Romi. “Dasar bocil!” Ucap Morgan menggeleng-geleng kepalanya. Morgan mengambil alih memasak dibantu oleh Bob. Zimba yang ingin keluar hanya saja merasa enggan masih berharap dirinya dipanggil. Romi dan Irwan membuat kompetisi di kamar mandi. “Pertandingan akan segera kita mulai. Babak final ini dihadiri oleh dua peserta yaitu Romi dan Irwan….. Mari kita berikan tepuk tangan yang meriah.” Sambut Irwan berperan sebagai pembawa acara. “Hadiah yang akan direbutkan ada gayung, sabun mandi, handuk, gosok gigi, dan lain-lain. Para dewan juri kami persilahkan untuk memulai p
Morgan mengeluarkan obat kuat dari kopernya yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Morgan melakukan aksinya mengikat tangan Zimba ke area tempat tidur. Melebarkan selangkangan Zimba. Morgan mulai mengarungi lembah milik Zimba dengan mulutnya. Ujung lidahnya menari-nari di gua Zimba. Morgan sudah merasa puas dilanjut aksi berikutnya memasukkan buah pisangnya. Goyangan itu semakin terasa membuat Zimba terbangun. Zimba bukan marah justru ikut menikmatinya. Zimba malah menyuruh Morgan lebih kuat lagi menggoyang. Mereka sangat berkesempatan di saat yang lain sedang tidur karena mabuk. Tidak akan kedengaran dari lantai satu. Suara au au au au au mereka semakim kencang. Posisi atas di ganti oleh Zimba. Bagian ini adalah part yang sangat disukai Morgan karena goyangan Zimba sangat enak sampai menusuk ke ubun-ubun. Posisi diganti dengan gaya gunting mengambil klimaks namun tak kunjung puas juga posisi diganti dengan gaya helikopter baru sangat memuaskan. Malam ini adalah malam terpanjang merek