Share

Separuh Jiwa yang Tertutupi
Separuh Jiwa yang Tertutupi
Author: Ha Na

BAB 1

Tidak seperti biasanya Zimba telat masuk kelas karena sedang macet di perjalanan. Zimba dihukum oleh dosennya untuk bernyanyi. Zimba yang tidak pintar bernyanyi, teman satu kelasnya menertawai Zimba karena suaranya fals membuatnya sangat malu.

Zimba menarik nafas pelan-pelan memfokuskan dirinya untuk segera belajar. 30 menit sebelum pergantian jadwal mata kuliah, Pak Xasel selaku dosen mereka memberikan tugas kelompok. Teman-teman Zimba saling berebutan masuk ke kelompoknya.

Zimba dikenal orang sangat pintar dan jenius di kelasnya. Zimba juga merupakan sosok wanita yang banyak disukai kaum pria karena kecantikanya. Zimba pun mencari kesempatan dengan liciknya sengaja memilih teman yang mengejeknya tadi.

Pada jam istrahat Zimba menjumpai Pak Xasel untuk meminta arahan karena belum paham dengan materi yang disampaikan alasan terlambat. Pak Xasel sangat sibuk sehingga tidak bisa membantu Zimba. Zimba berinisiatif memberikan flashdisk untuk memindahkan file materi dari dosen tersebut.

“Untuk apa fd? kan bisa dikirim melalui ….” Tanya Pak Xasel.

Zimba langsung bergegas pergi karena jam istrahat sudah selesai.

Zimba dan teman satu kelasnya pergi menuju perpustakaan karena dosen berikutnya sedang berhalangan hadir. Suasana perpustakaan yang hening, sunyi dan lembab membuat Zimba semakin fokus belajar diiringi dengan musik headset di telinganya.

Di tengah keseriusan Zimba membaca buku tiba-tiba Romi mencabut headset Zimba, mereka mendengar lagu bersama. Zimba memiliki jiwa tempramen memukul kepala Romi dengan buku.

“Kau mau mati?” Ucap Zimba ketus kepada Romi dengan muka kesal.

“Maaff Zim” Tanpa merasa bersalah.

“Waktu kita masih banyak dari pada main-main, kita diskusi kelompok saja.” Ajak Zimba kepada Romi.

“hemmmmmm, ya ya ya…” Jawab Romi.

“Ajak kemari Bob dan Irwan.”

…..

Diskusi mereka tidak siap karena waktunya tidak cukup. Zimba menyarankan untuk melanjutkan di rumah Romi pada hari Sabtu sore.

Sepulang dari kampus Zimba membeli ikan dan sayur di pasar. Sisa uang Zimba hanya Rp 200.000 pertahanan satu bulan menunggu kiriman dari kampung. Zimba memilih ikan dan sayur paling murah. Zimba jalan kaki ke kost untuk berhemat.

Sesampainya di kost Zimba memasak ikan dan sayur setelah itu Zimba istrahat sebentar karena badanya sangat lelah. Nada dering hp Zimba membuatnya terbangun. Zimba melihat panggilan dari Pak Xasel membuka notif chat di wa.

“Segera kamu ambil fdnya ke kantor saya.” Ucap Pak Xasel di chatnya.

Zimba sempat kebinguan melihat waktu sudah pukul 19.30 wib kampus sudah tutup. Zimba segera memesan grab. Sesampainya di depan gerbang kampus Zimba meminta izin kepada satpam untuk mengambil barang yang ketinggalan. Satpam memperbolehkan karena mahasiswa masih banyak di lingkungan kampus.

Kantor Pak Xasel ada di lantai dua. Zimba sempat merinding karena tidak ada sama sekali orang. Hanya lampu lorong yang nyala sementara ruangan semua gelap gulita, tetapi ada satu ruangan yang lampunya remang-remang karena menggunakan lampu belajar, pintu yang sengaja terbuka sedikit.

Zimba memasuki ruangan tersebut dan menutup kembali pintunya. Pak Xasel sedang duduk di depan laptopnya. Zimba mendekati Pak Xasel melihat apa yang sedang dilakukan di depan laptonya ternyata melihat isi dari fdnya. Hasrat Pak Xasel melihat Zimba datang dengan seksi yang sebelumnya sudah berdandan di bawah lorong menggunakan pakaian piyama warna merah.

Pak Xasel semakin sange dan tidak bisa tertahan lagi. Dia pun langsung menarik Zimba duduk di atas pangkuanya dan meremas payudara Zimba. Pak Xasel membisikkan kepada Zimba untuk mempraktikkan aksinya seperti di video fd.

Zimba semakin menggairahkan Pak Xasel membuat nafsunya semakin memuncak. Pak Xasel tidak tahan lagi dengan godaan Zimba menjilat buah pisangnya. Pak Xasel ingin memulai aksinya memasukkan buah pisangnya. Tiba-tiba Zimba mendorong Pak Xasel.

“Hukumlah siswa mu tanpa mempermalukanya!” Bisik Zimba dengan sinis.

“Maksud kamu apa Zim?”

“Permainan ini akan berakhir di sini saja!”

“Kamu tidak bisa pergi begitu saja. Kamu harus memuaskan saya dulu.” Menarik tangan Zimba ke pelukan Pak Xasel.

“Jika kamu ingin dipuaskan kamu harus pergi mencari pelacur.” Bisik Zimba sambil tertawa.

Zimba meninggalkan ruangan itu dan mengambil fdnya kembali, meninggalkan Pak Xasel sendirian. Zimba mengganti pakaiannya di lorong. Gerbang kampus sudah tertutup, Zimba sempat kebinguan untuk mencari jalan keluar. Zimba baru teringat ada jalan tikus di belakang kantin.

…..

Hari ini Zimba tidak masuk kuliah karena hari Sabtu tidak ada jadwal. Zimba membereskan kamar kostnya yang sangat berantakan, tidak sempat membenahinya karena sibuk dengan tugas-tugas kuliah. Zimba memasang musik untuk menghilangkan kebosananya. Bukan hanya membersihkan tempat tinggalnya tetapi juga merawat dirinya memakai masker pada wajahnya, menggunting kuku, serta mencukur bulu-bulu yang ada di ketiaknya. Setelah semua beres Zimba segera mandi, pukul 11.30 wib akan pergi ke rumah Romi.

Zimba memilih memakai baju crop top dan celana pendek sepaha. Zimba berdandan sangat cantik membuat Bob sempat gagal fokus saat menjemputnya.

“Tumben kamu berpakaian terbuka Zim?” Tanya Bob.

“Hari ini cuaca sangat panas membuat aku kegerahan jika memakai baju yang tertutup.” Ucap Zimba.

“Oh iya juga sih. Naiklah ke motor, kita langsung berangkat saja. Romi dan Irwan sudah menunggu kita di sana.”

….

Romi dan Irwan juga sangat terkejut melihat penampilan Zimba tidak seperti biasanya. Zimba dan Bob sangat penasaran dengan kekayaan keluarga Romi. Mereka berdua baru pertama kali bertamu ke rumah Romi. Rumah yang megah dan besar membuat Zimba dan Bob sangat terpukau. Romi mengajak mereka ke lantai dua ruang khusus belajar.

Romi sudah menyiapkan segala jenis cemilan dan minuman untuk mereka. Zimba yang masih melihat-lihat sekeliling lantai dua sedangkan Bob dan Irwan asyik memakan cemilan sembari main game.

“Kamu pakai saja jaket ini.” Ucap Romi.

“Untuk apa?”

“Aku lihat kamu tidak nyaman dengan pakaianmu.”

“Tidak apa-apa. Aku nyaman kok. Cuaca juga sedang panas sekali.”

“Di sini dingin. Kita menggunakan AC kok.” Romi memakaian jaketnya ke Zimba.

“Ohh yah Rom. Tadi aku lihat dari jendela kamar mu ada pria berenang di siang bolong. Siapa yang berenang di jam segini?” Tanya Zimba.

Romi tertawa “Hahahaha. Abang aku. Dia memang suka seperti itu Zim seperti orang kurang waras. Mau ikut berenang juga?”

“Tidak perlu. Kita mulai saja diskusinya.”

Di tengah kesibukan mereka diskusi.

“Tadi pagi aku pergi ke kampus karena ada urusan organisasi. Ada gossip dari cleaning service kita. Katanya Pak Xasel tidak pulang ke rumah. Dia tidur di kampus.” Ucap Irwan dengan mulutnya yang lantam.

“Apa?” Serentak Bob dan Romi seakan-akan tidak mempercayai gosip Irwan

“Serius loh. Katanya Pak Xasel mungkin sedang berantam dengan istrinya. Makanya tid…”

Zimba Memotong perkataan Irwan. “Nanti menggosip, selesaikan dulu pekerjaanmu.”

“Fokus.. fokus… ratu kita nanti marah.” Ucap Irwan.

Selama berjalanya waktu. Diskusi mereka sudah tuntas. Berhubung karena malam minggu, Romi mengajak mereka makan dulu sebelum pulang. Irwan berinisiatif untuk buat acara manggang-manggang saja. Zimba pun setuju dengan Irwan sedangkan Bob tidak bisa ikut karena sudah janjian dengan pacarnya.

Mereka bertiga turun ke bawah menyiapkan semua bahan-bahan untuk panggangnya. Romi mengajak memanggangnya di pondok santai dekat kolam berenang. Zimba dan Irwan sangat senang dengan keputusan Romi. Mereka membawa semua bahan dan peralatanya ke sana.

........

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status