Share

Bab 6 Pandangan Kita Selalu Sama

Dengan tatapan terpaku pada kotak itu, suatu tempat di dalam hati Jimmy merasa tersentuh oleh hal ini.

Terdapat selembar kertas yang kusut di samping ketiga kotak ini.

Dia tanpa sadar mengambil kertas ini dan perlahan-lahan membukanya.

Terdapat gambar sebuah vila berlantai tiga di atas kertas itu.

Ada juga sebuah kalimat di sampingnya, Jimmy, ini adalah rumah kita di dalam mimpiku.

Rumah mereka ....

Tidak disangka beberapa kata ini membuat emosi yang aneh mengalir di dalam hati Jimmy.

Hanya saja, ekspresi jijik muncul di wajahnya tak lama kemudian.

Dia tidak boleh tertipu oleh lukisan wanita ini!

Mungkin saja ini adalah salah satu triknya yang lain!

Hanya saja ....

Pandangannya kembali tertuju pada vila di atas kertas itu.

Jika wanita itu bisa sedikit lebih tenang dan tidak lagi membuat masalah, dia sama sekali tidak keberatan untuk memperlakukannya dengan sedikit lebih baik.

Rasa kesal di dalam hatinya seolah-olah mendapatkan pelepasan saat berpikir seperti ini.

...

Agnes mulai bersiap untuk mencalonkan dirinya setelah mendapatkan kartu nama dari Sally.

Dia mengeluarkan beberapa desainnya yang terlihat memuaskan dan berencana untuk membawanya ke pesta amal.

Hanya saja, dia membutuhkan gaun jika ingin menghadiri pesta amal.

Jimmy tidak pernah membawanya menghadiri acara apa pun selama tiga tahun ini, jadi sama sekali tidak ada gaun yang pantas dikenakan olehnya di dalam lemarinya.

Agnes pergi ke pusat perbelanjaan terdekat pada sore harinya.

Seorang petugas langsung menghampirinya begitu dia memasuki toko gaun. "Nona, apa gaya gaun yang kamu inginkan?"

Agnes mengamati gaun-gaun yang ada di dalam toko, pada akhirnya dia tertarik pada gaun tanpa bahu berwarna merah anggur yang sedang dikenakan oleh model.

Seksi tapi elegan, sederhana tapi tidak konvensional, yang sangat menarik perhatian.

Petugas toko menyadari pandangan Agnes dan berkata sambil tersenyum, "Apakah kamu ingin aku menurunkannya untuk dicoba olehmu?"

Agnes tersenyum kecil, terdengar sebuah suara di belakangnya sebelum dia sempat berbicara. "Aku menginginkan gaun itu."

Petugas toko dan Agnes menoleh ke arah datangnya suara secara bersamaan.

Terdapat sedikit ombak di dalam mata Agnes.

Dunia ini benar-benar sempit.

Tidak disangka dia akan bertemu dengan Hanna di sini!

Mau tidak mau harus dikatakan bahwa Hanna terlihat semakin cantik setelah tiga tahun tidak bertemu.

Dia memiliki kulit yang cerah dan halus, terdapat riasan yang indah di wajahnya yang kecil, rambut panjang hitamnya berkilauan dan jatuh secara alami di bahunya yang membuatnya terlihat sangat luar biasa.

Agnes tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan Hanna, dia berbalik dan ingin pergi, tapi Hanna malah berinisiatif menyapanya, "Agnes, kita sudah lama nggak bertemu."

Petugas toko sedikit terkejut saat melihat mereka berdua. "Ternyata kalian berdua saling kenal? Kebetulan sekali kalian juga menyukai gaun yang sama."

Petugas toko tidak memiliki maksud lain saat mengatakan ini, tapi seolah-olah ada duri yang muncul di dalam hati Agnes.

Hanna berkata sambil tersenyum, "Benar sekali, pandangan kami selalu sama."

Kalau tidak, bagaimana mereka bisa menyukai pria yang sama?

Hanya saja dia tidak menyukai gaun di dalam toko ini, dia hanya melihat Agnes masuk ke dalam dan ingin mencari masalah dengannya.

"Tolong bungkuskan gaun itu untukku," kata Hanna pada petugas toko.

Petugas toko menatap Agnes dengan ekspresi penuh dengan kesulitan. "Nona ini yang terlebih dahulu menyukai gaun ini ...."

"Kenapa jika dia yang menyukainya terlebih dahulu? Bukankah dia masih belum membelinya?" Hanna berkata dengan arogan, "Aku akan membayar 10 kali lipat dari harganya, apakah ketulusanku cukup?"

"Ini ...." Petugas toko masih terlihat ragu-ragu.

Agnes tidak ingin memperpanjang masalah ini dan berkata, "Nggak masalah, berikan saja padanya, aku akan memilih gaun yang lain."

Petugas toko tersenyum berterima kasih pada Agnes dan berkata pada Hanna, "Kalau begitu aku akan membungkus gaunmu."

Dia segera menurunkan gaun itu setelah selesai bicara dan pergi ke kasir.

Hanna berkata dengan bangga setelah petugas toko pergi, "Saat aku kembali ke dalam negeri, Jimmy menjemputku secara pribadi, bahkan juga memesan seluruh tiket kursi konserku, dia juga mengirimkan bunga mawar yang sangat kusukai ...."

Dia tersenyum seperti pemenang. "Agnes, terkadang ada orang yang harus kamu lepaskan kalau nggak bisa mendapatkannya. Kalau nggak, kamulah yang akan menderita pada akhirnya."

Agnes menggerakkan sudut mulutnya dan menatapnya dengan tatapan datar. "Aku memang ingin melepaskannya, tapi ... kalau dia sangat memedulikanmu, kenapa dia nggak segera memberitahumu bahwa kami berdua berencana untuk bercerai?"

Ucapan ini membuat Hanna membeku di tempat.

Berencana untuk bercerai?

Jimmy sama sekali tidak mengungkit hal ini dengannya!

Bahkan dia berkata semuanya baik-baik saja saat dia makan bersama dengannya dan menanyakan tentang kondisi pernikahannya dengan Agnes.

Apakah Jimmy masih marah padanya?

Jadi tidak memberi tahu apa pun padanya?

Agnes langsung mengerti begitu melihat reaksi Hanna.

Dia tersenyum dan berkata dengan nada mengejek, "Nggak disangka dia nggak segera memberi tahu kabar baik ini padamu?"

Raut wajah Hanna sedikit berubah, tapi segera kembali ke ekspresi semulanya. "Hubungan antara aku dengan Jimmy nggak bisa digantikan oleh siapa pun! Kamu telah berada di sisinya selama tiga tahun, nggak mungkin nggak tahu siapa orang di dalam hatinya, 'kan?"

Senyum di wajah Agnes semakin lebar dan terdapat tatapan mengejek di matanya, "Nggak bisa digantikan? Apakah kamu nggak merasa lucu saat kata ini keluar dari mulutmu?"

Pada saat itu, Hanna menerima uang yang diberikan Kakek Andre untuk belajar di luar negeri demi masa depannya, bahkan juga berjanji untuk meninggalkan Jimmy.

Dia telah mendapatkan masa depannya sekarang dan ingin kembali untuk memungut hal yang sudah dia buang, bahkan juga mengatakan omong kosong seperti tidak bisa digantikan!

Hanya saja, tetap ada pria yang jatuh dalam jebakan seperti ini!

Agnes tidak bisa menahan dirinya untuk mengutuk di dalam hatinya saat memikirkan kerinduan Jimmy pada Hanna.

Jimmy, kamu benar-benar sangat bodoh!

Hanna dibuat marah oleh ucapannya dan segera membalas, "Bagaimana mungkin Kakek akan memaksa kami untuk putus kalau bukan karena kamu!"

Dia mengepalkan kedua tangannya, lalu tersenyum menantang. "Semua ini sudah nggak penting lagi. Selama Jimmy bisa memahami kesulitanku, lagi pula kalian akan segera bercerai."

"Benarkah?" kata Agnes. "Semoga kamu bisa segera menjadi Nyonya Hino."

Agnes berjalan keluar dari toko gaun ini setelah selesai bicara.

Dia pergi ke toko gaun lain dan memilih sebuah gaun berwarna hitam, dia langsung pergi ke pesta amal setelah selesai merias wajahnya.

Terdapat berbagai macam mobil mewah yang terparkir di pesta amal tersebut.

Sudah terdapat beberapa orang yang hadir dan setiap orang yang hadir tampak sangat elegan

Mereka semua saling bersulang dan berbicara sambil tertawa.

Hanya saja, Agnes hanya memiliki satu pemikiran di dalam hatinya, yaitu menemukan penanggung jawab dari acara ini, Pak Mike!

Dia bertanya pada banyak orang dan mengetahui bahwa Pak Mike sedang minum teh di dalam ruang VIP.

Jadi dia segera berjalan ke arah ruang VIP.

Pintu ruang VIP sedikit terbuka.

Hanya saja, Agnes tetap mengetuk pintu demi kesopanan. "Pak Mike? Apakah kamu berada di dalam? Bolehkah aku masuk ke dalam?"

Dia menajamkan pendengarannya dan menunggu jawaban dari dalam.

Akhirnya dia mendengar sebuah suara, "Masuklah."

Agnes menghela napas dan membuka pintu.

Hanya saja, sosok yang sedang duduk di tengah membuat hatinya menegang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status