Share

Bab 21

Aku berjalan menyusuri jalan raya yang padat menuju sebuah alamat. Dengan dada berkecamuk aku mempercepat langkah untuk bisa segera menghadap orang yang kumaksud. Bibirku sudah tidak sabar untuk mengungkapkan apa yang mengganjal di pikiran.

Sambil berjalan, kepalaku kembali mengingat pembicaraanku dengan Ibu kemarin.

"Ibu mendukungmu. Ibu juga tidak habis pikir dengan mereka sampai meminta Naila memanggilnya dengan sebutan bunda. Apa-apaan itu!"

"Ibu tahu kalau itu mereka yang minta?" tanyaku kaget.

"Ibu tanya Naila sendiri. Dia bilang itu permintaan Aisyah atas persetujuan Rasyid. Menerima juga tidak begitu caranya. Dengan kamu memperlakukan dia secara baik saja sebenarnya itu sudah cukup. Ngga perlu meminta Naila memanggilnya dengan bunda!" kesal Ibu.

Aku tertegun. Bagaimana bisa Mas Rasyid bersikap demikian dengan Naila. Dimana akal sehatnya?

"Lalu bagaimana dengan respon Naila saat Ibu bertanya hal itu? Apa dia juga menerima?"

"Ngomong apa kamu! Ya nangis!" jawab Ibu kesal. "Rasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status