Share

Bab 64

"Kita berangkat ya?" ajak Mas Hamid kemudian.

Kami lantas memulai perjalanan ini dengan sedikit rasa canggung yang masih tersisa. Betapa dulu aku menghormatinya sebagai atasan di tempat kerjaku juga sebagai pimpinan Mas Rasyid, tapi kini laki-laki ini sudah jadi calon suamiku.

Masya Allah, begitu mudah Allah balikkan keadaanku dari kondisi yang benar-benar terpuruk menjadi seperti sekarang yang sedikit terbuka untuk menerima laki-laki lain sebagai pendamping hidup. Meskipun diawali dengan tragedi, tapi itu tidak membuatku trauma. Aku percaya kejadian itu merupakan pertanda dari Allah untukku mengambil keputusan.

"Mas senang bisa pergi berdua begini." Senyum yang terpasang di wajah Mas Hamid itu membuatnya tampak ... tampan.

"Saya yang tidak tenang," balasku sambil menunduk, merasai canggung dan cemas yang berbaur jadi satu.

"Ya ngga apa-apa, sabar sebentar. Kita kan bukan pergi untuk jalan-jalan tapi ada masalah yang harus kita bahas."

"Memangnya siapa yang sudah menyuruh orang itu."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status