Share

Kejutan

"Mbak akan mencoba, tapi kalau hati Mbak tidak bisa tersentuh oleh Khanif. Jangan salahkan Mbak," ujarku menyerah. Menghela napas panjang. Mengendurkan ego di depan mereka. Meski ini suatu pemaksaan.

"Alhamdulillah," ucap mereka hampir serempak.

"Ibu akan segera menghubungi Khanif ...."

"Tidak perlu, Bu. Biar Nia yang menyusul ke Mesir." Ucapanku membuat mereka bertiga kaget. Bahkan mulut Raka dan Daffa terbuka lebar. Dengan mata melotot. Ibu juga tidak kalah kaget. Menarik tubuhku segera dalam pelukannya.

"Mbak, serius?" Daffa menghambur ke dekatku.

"Serius lah. Mana ada main-main," balasku seraya mengedipkan mata nakal.

Raka melipat kedua tangannya di depan dada. Melihatku dengan wajah senyam-senyum nggak jelas. "Ini mah, namanya malu-malu tapi mau."

"Kami ikut, ya? Kami belum pernah keluar negeri," ungkap Daffa manja. Wajahnya di pasang menyedihkan. Aku diam dengan memainkan mulutku. Daffa mencubit lenganku pelan. Tingkahnya tidak jauh berbeda dengan anak kecil yang merenggek pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status