Share

Khanif Excited

Dua bulan berlalu, surat cerai sudah dalam genggaman. Semua itu karena campur tangan Khanif. Lelaki itu datang bak malaikat penolong. Ternyata Allah masih sayang kepadaku. Masih memberiku orang-orang yang menyayangiku tulus tanpa syarat.

"Mbak, kita belanja keperluan dedek bayi dalam kandungan Mbak, ya. Mbak siap-siap, ya." Khanif membuatku kaget dengan ucapannya. Aku sama sekali tidak memikirkannya. Sampai detik ini, satu persiapan pun belum ada.

"Nanti saja, tunggu Raka kirim uangnya dulu," ucapku malu. Raka sudah berjanji mengirimkan uang untuk persalinanku.

"Tenang, Khanif bayarin," ujarnya pelan.

"Nggak usah, mbak terlalu membebani kalian. Jangan sampai hal sepele seperti ini harus kalian juga yang tangani." Aku menunduk malu.

"Nia, ini terakhir kali ibu mendengar kalimat seperti itu keluar dari mulut kamu. Jasa kamu menjaga ibu selama 12 tahun tidak sebanding dengan uang yang ibu keluarkan untuk kamu." Ibu keluar dari kamar.

"Sudahlah, Mbak. Jangan dipikirkan yang lalu. Segera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status