Share

Seorang Kakak

Seharian ini Nadia berdiam diri di dalam kamar hotel hingga bel berbunyi. Gadis ini segera mengintip lewat kaca kecil di pintu. "Pak Kafka mau apa?" Bukan curiga, hanya saja Kafka sudah mengajaknya pergi maka Nadia pikir pria itu akan kembali mengatakan hal yang sama.

Bunyi bel kedua sudah terngiang hingga Nadia membuka pintu. "Eh bapak, ada apa?"

"Saya mau mengajak makan di bawah, kasihan cacing di perut kamu." Wajah teduh Kafka.

"Eu-tidak usah pak," tolak Nadia karena tidak enak hati.

"Tidak apa, saya tidak bisa membiarkan kamu kelaparan," tulus Kafka, "oh iya, kamu tidak perlu memanggil saya dengan sebutan bapak, kakak saja atau apapun itu asalkan jangan terlalu formal."

"Tapi Nadia tidak biasa kalau tidak memanggil bapak," jujurnya sedikit canggung.

"Kalau begitu mulai sekarang panggil kakak saja." Kafka sudah menyodorkan telapak tangannya seperti yang sudah-sudah. Namun, Nadia hanya memandangi sering menghenbus napas tipis karena sebenarnya dirinya diambang iya dan tidak ketika h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status