Share

43. Malam itu

"Boleh aku ikut duduk di sini?"

Begitu suara yang cukup familiar itu menyapa gendang telinga, Inez yang sebelumnya meluruskan pandangan—menoleh ke belakang, dan saat tahu siapa yang berdiri di sana, ia tertegun.

Benarkah yang terlihat itu nyata? Atau hanya halusinasi di tengah proses penyembuhan dirinya yang hampir gila?

Inez masih belum berkedip barang sekali saja setelah sekian detik berlalu. Khawatir jika hal tersebut dilakukan, maka sosok yang kini ia lihat tengah tersenyum indah itu akan sirna. Tidak. Ia ingin lebih lama memandangnya. Berharap bisa mengobati kerinduan yang sudah menggunung.

'Kali ini kau terlihat seperti nyata,' ujarnya dalam hati.

Sementara Gusti berusaha keras menunjukkan senyum terbaik. Meski sebenarnya di dalam sana terenyuh—bisa kembali melihat gadis yang paling ia rindukan.

"Bagaimana kabarmu?" Inez masih bergeming. Hanya bulir bening yang berlomba-lomba terjun bebas dari sudut matanya. "Aku baru tahu, gadis sepertimu ternyata juga menyukai bunga."

'Gusti?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status