Share

44. Menyesalan itu menyakitkan

"Dia menolakmu?"

"Tidak. Kami sudah sempat berbincang tadi. Tapi dia pergi lebih dulu karena aku tidak ingin meninggalkan tempat ini"

Mendesak nafas kasar, Dewa memilih duduk di sebelah Gusti. Inez memang sulit didekati sekarang. Bahkan Tika saja langsung di usir saat ingin memasuki kamarnya. Inez lebih suka menyendiri, dan di tempat inilah dia sering menghabiskan waktu.

"Apa yang menarik perhatianmu?"

"Apa itu bayi Inez?"

Mengikuti arah pandang Gusti yang tertuju ke lorong dapur dan tidak ada siapapun di sana—alis Dewa terdesak naik. "Kau juga sudah melihatnya?"

"Tidak," balas Gusti disertai gelengan pelan. "Aku hanya mendengar suara tangisannya tadi."

"Hah! Aku berpikir, bayi itu ikut merasakan kesedihan ibunya. Apalagi setelah malam itu, Tika sengaja menjauhkan Inez dari bayinya demi mengantisipasi sesuatu yang buruk kembali terjadi. Tapi ternyata, bayi itu jadi lebih banyak menangis sekarang."

Mendengar itu hati Gusti semakin terenyuh, keinginan untuk mendekati bayi itu pun semakin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status