Share

Bab 39

“Kalau mama Ratih mau merusak acara kami lebih baik Pak Maman biar mengantar mama pulang!” Suara rendah tapi tegas mengagetkan kami berdua terutama Bu Ratih.

Wajah berdadan menor itu tak bisa menyembunyikan semburat ketakutan di wajahnya. Begitupun Sang Putri yang mematung di samping pintu sambil memegangi perut seolah menunjukkan itu adalah kekuatan terbesarnya saat ini.

“Eh, nak Dio. Kami hanya ngobrol. Iya kan?” katanya sambil menggamit lenganku. Pandai sekali wanita ini.

“Ayo!” Mas Dio merangkul tubuh ini sehingga terlepas dari pegangan.  Aku mengikutinya sementara mertuanya melirik tak suka.

“Mari ikut saya, Ma!” katanya kemudian. Mungkin dia menyadari lirikan itu. 

Dengan mengeraskan suara, Mas Dio mengumpulkan semua orang. Mau tak mau semua yang hadir berkumpul memutari sebuah meja oval besar di tengah area. Mata me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status