Share

Bab 45

Aku sedih melihat suami mudaku yang biasa gagah dan tegas terbaring tak berdaya. Matanya menutup sempurna dengan napas mengalir teratur. Mas Dio tertidur dengan tangan menggenggam ujung bajuku. Tampak seperti bayi besar takut kehilangan ibunya. Senyumku terbit menyadarinya.

Teringat pesan dokter tadi aku menghentikan belaian di pucuk kepalanya dan mencoba melepaskan tangan Mas Dio dari bajuku. Membetulkan letak selimut dan melangkah keluar ruangan mencari ruang dokter yang menangani suamiku.

Rasa tegang tib- tiba hadir begitu berhadapan dengan wanita berjas putih dengan nametag Dr. Marta di bagian dada.

“Jadi begini, Bu Enjang. Dari pemeriksaan kami di kepala Pak Dio ada semacam sumbatan kecil di syaraf otaknya.

Setelah melakukan serangkaian tes, baru akan diketahui apakah sumbatan itu berbahaya atau tidak. Kami harap itu bukan sejenis tumor.

Gejolak perasaan terlalu senang atau ketegangan yang berula

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status