Share

Bab 44

Semilir angin sore dari jendela kamar rawat ini membawa aroma melati dari taman. Aku lebih baik focus ke luar meski kuping terganggu oleh suara semacam radio rusak yang menyakiti telinga. Berdenging.

“Minum susunya itu kuat sekali, Nak. ASI Rindi sampai kering kau tahu? Terpaksa mama kasih formula, kalau tidak ya, nangis terus. Itu harus tiap dua jam lho mama bangun buat bikin susu.” Bu Ratih terus berceloteh menceritakan setiap polah Sang Cucu.

Semula Mas Dio antusias mendengarkan tetapi seperti halnya aku lama-lama jenuh juga. Matanya tampak sayu karena mengantuk. Mungkin obat dari dokter yang membuatnya agar bisa beristirahat. Pandangannya sesekali mengarah padaku sambil berusaha menaggapi cerita mertua sekedarnya.

“Mama pulang saja. Bukannya Rindi perlu bantuan kasihan sendirian,” kata Mas Dio sopan.

“Rindi sekarang sudah panggil pengasuh anak, jadi tak masalah, Nak?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status