Share

148. Kesedihan

"Qansha itu putriku. Putri yang ada dalam kandunganku selama sembilan bulan. Putri yang aku lahirkan dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati. Putri yang aku besarkan dengan tanganku, tapi begitu tumbuh besar, kamu malah menyingkirkannya," sambung Habiba dengan air mata yang meleleh deras.

Apa yang bisa Qizha katakan lagi? Tak ada bukti yang bisa meringankannya. Jika kembali dibuka, cctv juga menjelaskan bahwa Qizha dengan jelas memberikan racun di minuman Qansha.

Alasan mentah seperti yang pernah dia jelaskan kepada Qasam tentulah tak akan mengubah apa pun.

Bahkan Qasam yang telah menjelaskan pun tak dipercayai oleh kedua orang tuanya. Apa lagi Qizha yang bukan siapa- siapa.

Wajar Habiba marah. Dia kehilangan putrinya. Dia terluka. Dan sepengetahuannya, Qizha adalah pelakunya. Bukti akurat sudah menunjukkan bahwa Qizha adalah pelaku. Tak ada yang bisa dielakkan. Jika hanya sebatas kata- kata untuk membela diri, siapa yang akan percaya? Bahkan mungkin Qizha pun akan melakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
semoga qasam menelepon memberikan kabar baik kepada qizha
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuuh, qasam.kenapa dirimu baru menghubungi qizha sekarang? dirimu tidak tau saja kalo qizha telah dihina dan direndahkan oleh orang tuamu didepan semua orang
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
D balik penderitaanmu,ada kebahagian yg menanti ,Qizha..Babang Qasam telp..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status