Share

Bab 15

Dalam kamar bernuansa putih, Charlotte merapikan baskom air hangat, handuk, dan pakaian kotor. Ia baru saja selesai menyeka sekaligus menyalin busana Kinara atas permintaan Nenek dari gadis yang masih terpejam itu. Sementara, Avicenna membantu membereskan sisa-sisa pemulasaran bersama tiga orang pekerja rumah tangga Ma’had.

Sebelum beranjak keluar, Charlotte memandangi seraut wajah ayu itu. Kendati dalam kondisi terlelap, gurat-gurat kesedihan itu tercetak jelas di wajah gadis yang bahkan belum lulus Sekolah Menengah Atas ini. Sepasang kelopak matanya bengkak dan memerah, bibirnya pucat, jejak-jejak air mata itu masih kentara meski dibasuh berkali-kali.

Sungguh, pemandangan itu membuat hatinya disayat rasa sakit, nyeri, hingga pilu yang ditawarkan begitu indah oleh sosok cantik di atas tempat tidur itu. Tak sanggup menahan segala emosi dan isak yang mulai berurung dalam dadanya, Charlotte memutuskan untuk pergi.

“Udah selesai?” tanya Avicenna yang kebetulan lewat di depan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status