Share

Bab 22

“Ustadz lapar?” cicitnya bergumam. Lirih sekali, seperti tengah berbisik.

Fajri mencoba menilik erat perempuan muda yang juga tengah memandangnya. Detik selanjutnya, laki-laki itu mengangguk lunglai. Tanpa aksara, Charlotte bergerak gesit ke setiap sudut dapur mempersiapkan makan malam.

Setiap detail pergerakan Charlotte di area dapur tersebut tak satupun terlewat dari mata elang Fajri. Terduduk di salah satu sudut ruangan, bibir laki-laki itu melengkung ke atas tanpa sadar. Ada setitik perasaan menggelora dalam hatinya yang terbias nyata di garis-garis wajah tegasnya.

“Lho, kamu masak, Nduk?” Suara renta menginterupsi aktivitas Charlotte yang sedang mengarau nasi panas di dalam bakul. “Wanginya sampai ke depan, enak sekali.”

Charlotte sontak menoleh dan mendapati Simbah bersama Kinara bersisian. “Ehm, iya, Bu,” cicitnya tergeragap. “Ibu sama Kinara ada apa? ‘Kok keluar kamar,” tanyanya penasaran. Ia buru-buru melepas centong dan kipas bambu lalu menghampiri sepasang nenek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status