Share

#40. Orang Ketiga

Sejurus kemudian, tawa Nisha pun pecah. Menghiasi ruangan itu yang tadinya tampak membosankan. Air liurnya sampai keluar sedikit. Nisha pun menyeka sudut bibirnya itu, seiring tawanya yang mulai memelan.

Terlebih lagi ketika diliriknya tidak ada perubahan pada raut wajah Yahya. Masih kaku saja.

Nisha memukul ala kadarnya meja. “Aa’, tuh ya bercanda, kok kelewatan, sih. Jangan main-main, deh. Entar ada yang nguping, lho.”

“Aa’ ngga bercanda, kok. Memangnya wajah Aa’ ini terlihat sedang bermain-main? Coba kamu telaah lagi, Nis.” Yahya malah balik memberikan tugas.

Nisha pun terdiam. Dia perhatikan baik-baik wajah lelaki di hadapannya itu. Kembali tidak terlihat ekspresi apapun. ‘Artinya dia lagi serius mode on, ya? Kalau bener, itu artinya apa yang dia bilang barusan ....’

“Sejak kapan emang Aa’, tuh mulai menaruh rasa sama Nisha?” tanya wanita berbibir tipis namun merah merona itu agak menantang. Sejak kapan memangnya perasaan itu muncul?

“Sejak hari pertama Nisha mulai bekerja di sini,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status