Share

Part 72

“Afwan, Gus. Saya ....” Menunduk malu, tidak tega melanjutkan kalimat.

“Kenapa, Dek?”

“Saya sedang datang bulan. Sudah hampir selesai sih. Tapi belum bisa ....”

Gus Azmi terkekeh.

“Maksud Mas bukan olah raga itu, Sayang. Ih, pikiran Adek ngeres!” Dia mencubit mesra hidungku.

Aku menunduk semakin dalam.

“Mas itu setiap malam, selesai salat tahajud biasanya olah raga ringan di teras kamar!” Menunjuk pintu kamar, yang ternyata langsung berhadapan dengan sebuah taman.

Duh, malu sekali.

“Sudah malam. Sebaiknya Dek Mayla istirahat dulu. Pasti Adek capek seharian berdiri menemani Mas menyalami tamu.” Dia berujar sambil mengusap lembut kepalaku yang masih terbungkus hijab.

Aku menjawab dengan menganggukkan kepala.

Walaupun kami tidak mengadakan pesta besar. Tetapi banyak sekali tamu yang datang lalu lalang untuk mengucap selama kepada kami.

Setelah menukar pakaian dan menghapus makeup di wajah. Lekas diri naik ke atas tempat tidur, menyingkirkan kelopak bungan mawar yang berserakan sebab tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status