Share

Part 76

“Ada apa, Dek?” Dia duduk sambil mengucek mata.

“Sudah malam. Kenapa njenengan tidur di luar?” Tanyaku pelan.

“Biar Adek merasa nyaman tidur di kamar.”

Aku menatap lekat netra hitamnya.

“Jangan liatin terus. Nanti naksir. Sudah, bobok lagi, gih. Masih malam. Mas juga masih ngantuk.” Dia membingkai wajahku dengan kedua telapak tangan.

“Tapi, Gus ...?”

“Sudah. Mas ndak apa-apa tidur di sini. Sudah biasa. Mas memang jarang tidur di kamar.” Dia kembali merebahkan bobotnya di sofa, lalu menutup mata.

Segera kumatikan kembali lampu ruang tamu, mengambil bedcover, menggelarnya di dekat sofa kemudian lekas tidur.

Baru beberapa menit memejamkan mata, tubuhku terasa melayang, seperti sedang terbang dan hampir memekik ketika menyadari ternyata Gus Azmi sedang membopongku masuk ke dalam kamar.

“Tubuh aku berat loh, Gus!” ucapku malu-malu.

“Ndak berat kok, Dek. Kan gendongnya pake cinta.”

Aku mengalungkan tanganku di lehernya, takut jatuh karena bobotku lebih dari lima puluh kilogram.

Entah mengap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status