Share

Part 74

Menyadari kehadiranku di depan kelas. Gus Azmi segera menghampiri sambil mengembangkan sedikit senyuman.

“Mau jalan sekarang, Dek?” Gus Azmi bertanya dengan intonasi sangat lembut.

“Cuma pengen liat njenengan ngajar. Kangen suasana mondok.”

“Kangen sama suasana pondok apa sama suami?” ledek Gus Azmi seraya mencubit mesra pipi ini.

Aku berusaha melengkungkan bibir.

“Raihan tadi izin mau menginap di rumah. Apa boleh, Dek?”

Dahiku berkerut-kerut sambil menatap Gus Azmi dengan mimik heran. Kenapa mesti izin kepadaku?

“Kalau njenengan mengizinkan ya monggo. Itu kan rumahe njenengan, Gus!”

“Rumah kita, Dek.”

“Iya!”

“Mandi dulu sono gih. Setelah ini kita ‘kan mau jalan-jalan,” perintahnya sembari mencubit hidungku. Kebiasaan.

“Iya.” Hanya itu yang bisa terucap dari mulutku.

Aku duduk memaku di depan televisi sambil menunggu Gus Azmi melaksanakan ibadah salat isya. Dia menyuruhku berdandan rapi, karena hendak mengajakku keluar mengelilingi kota Tegal.

Ponsel di atas meja kembali bergetar. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status