Share

96 Tak Biasanya

Di sepanjang pekerjaan yang aku lewati, aku merasa ada yang tetap mengganjal di hati. Kata-kata Yusuf tadi telah mengganggu pikiranku.

Kini aku duduk sendirian di samping kantor, ditemani sebotol air mineral. Semilir angin yang kencang seolah sengaja mengibas-ngibaskan rambutku. Sejuknya melepaskan rasa lelahku membawanya pergi ke atas udara.

"Kamu tidak makan?"

Suara bariton bertanya dari samping. Aku menoleh dan itu ternyata Yusuf.

"Tidak, Pak," jawabku sekenanya.

Entah dari mana dia datang. Jangankan di kantor miliknya ini, di tempat lain pun dia selalu muncul tiba-tiba. Aneh memang, Yusuf selalu muncul dimana-mana.

"Ini ambil!" Sebelah tangannya menyodorkan sebuah kantong plastik berwarna putih yang entah apa isinya.

"Apa itu?" Aku menoleh tanpa senyuman. wajahku datar tanpa ekspresi.

"Ambil saja, jangan banyak tanya!" titahnya ketus.

Aku memutar bola mata karena kesal. Lalu kuambil sebuah kantong plastik berwarna putih itu dari tangannya.

"Asisten saya membelikan makanan murah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status