Share

17. Kemarahan Susi

Tepat jam tujuh pagi, sang surya sudah mulai menampakkan sinarnya yang sehat di pagi hari.

Suratmin lalu menjemur bayi itu sebentar. Bayi mungil itu menggeliat setelah matahari itu mengenai tubuhnya.

Namun, dedek Hanin sangat menikmatinya apalagi diperdengarkan shalawat nabi membuat dirinya tenang seketika.

Setelah sepuluh menit berlalu akhirnya Suratmin masuk ke dalam rumah untuk menaruh kembali di Box bayi itu.

Susi masih tertidur dengan pulas, tidak tega rasanya membangunkannya, sehingga dia tidak ingin mengganggu wanita yang dicintainya itu.

Tak lama kemudian Bidan Warti datang menemui mereka.

“Loh Min, sudah bangun toh?” tanya Bu Warti terkejut melihat Suratmin sedang menggendong dedek Hanin.

“Sudah Bu, ini gantian tidurnya kasihan Susi belum ada tidur, kebetulan bayinya masih anteng tidur jadi tadi tak suruh tidur dulu mumpung saya bisa jaga,” jelasnya kepada Bu Warti.

“Gitu dong, kamu harus mendukung istrimu, dia sangat baik dan sudah memberikan kamu seorang anak.”

“Sudah sewa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status