Share

44. Nasi Bungkus Gratis

“Kamu ingat nggak dulu waktu kita masih kecil, kita selalu sama-sama, makan bareng, tidur bareng, bahkan sekolah kita selalu bareng.”

“Kamu ingat waktu kamu dapat nilai sepuluh dalam pelajaran matematika, dan aku mendapatkan nilai seratus, tetapi karena aku takut kamu dimarahi oleh Bapak, aku tukar nilai kita dan aku tidak keberatan jika nilai kita tertukar dan aku yang mendapatkan amarah dari Bapak,” ucapnya mengenang masa lalu.

“Iya, kamu memang dimarahi sama Bapak, tetapi Ibu tetap membela kamu, karena dia tahu kalau kamu menukarnya untukku, iya kan?”

“Kamu dari dulu hanya cari muka, Min, minta dipuji, dihormati, dan sampai sekarang, jiwa sosialmu terlalu tinggi dan itu membuat aku tidak suka, apa sih maumu, Min?”

“Aku selalu kalah di depanmu, di mata Bapak dan Ibu, bahkan di mata dunia!”

“Kamu selalu menjadi nomor satu dalam segala hal, ya akui kamu sangat pintar dalam segala hal, bahkan kamu rela menjadi babu hanya untuk kebahagianku!”

“Akan tetapi, maaf Min, aku tidak mau berte
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status