Share

50. BAKU HANTAM

"Kenapa baru sekarang, Pa?" Suara Sananta berdesis. Wajahnya membeku oleh kemarahan.

"Tak segampang itu untuk mendapatkan berkas ini, Nak." Senyum masih menghiasi bibir Tuan Saddil. "Bagaimana sekarang, kau masih tidak percaya pada keraguan Papa?"

Sananta diam. Sejak awal papanya memang sudah yakin kalau Hara sengaja minggat. Sananta masih mencoba membantah, kalaupun sengaja, pasti ada alasan kuat yang menyertainya. Alasan yang sampai hari ini tentu masih jadi misteri bagi pria itu.

Lalu kini, melihat nama Hara dan Ari dalam keberangkatan yang sama, darah serasa mendidih di puncak kepala Sananta. Semua tudingan Tuan Saddil yang selama ini disangkalnya masuk menyerbu kepalanya. Ari ternyata telah mempermainkannya, dan Hara ....

Sananta memejamkan mata kuat-kuat. Kedua orang itu telah menciderai kepercayaannya dengan sangat hebat.

"Akan kucari dia!" Kepalan Sananta menghantam meja. Lalu tubuh tingginya bergerak keluar. Rasanya in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status