Share

54. HADIAH

Sananta mengepalkan tangannya sambil berusaha keras menjaga emosinya untuk tetap tenang. Berlama-lama dengan Ari bisa membuat kepalanya meledak.

"Okey. Kita lihat saja. Aku akan segera menemukan Hara dengan caraku sendiri," tekad Sananta. Tunggu saja keadaannya berbalik, Ari takkan bisa sesumbar seenaknya di depannya lagi.

"Segampang itu. Tinggal tanya pada ayahmu, semua beres."

"Kau ....!" Kepalan Sananta mengeras lagi, sementara rahangnya mengatup kuat.

"Akan kuceritakan pada Hara, bagaimana suami tercintanya ini sungguh emosional sekali." Ari mengibaskan tangannya. "Pergilah segera. Sebelum yang kau takutkan terjadi pada Hara. Itu pun jika kau benar-benar mengkhawatirkannya."

Sananta menyepak batu dengan ujung sepatunya. Lalu menggeram pergi. Andreas, asisten yang seringkali menemani setiap perjalanannya, buru-buru menuju mobil lebih dulu. Pegal menunggu, membuatnya memilih berjalan-jalan di sekitar bangunan, dan tanpa senga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status