Share

62. TAK MENYANGKA

Cepat-cepat aku mengucap menyadari pikiranku barusan, lalu segera beranjak ke kamar mandi. Langit masih kelabu dan begitu aku keluar dari kamar mandi yang terpisah dengan rumah utama itu sudah mulai terlihat terang di ufuk timur. Jika lewat dapur, hanya butuh beberapa langkah saja, tapi pagi yang syahdu ini aku mendadak ingin menikmati suasana dengan lewat ke halaman depan.

Aku sejenak berhenti di halaman, dengan ember sabun masih terjinjing di tangan. Menghirup udara segar sambil menatap lautan.

Pagi yang tenang dengan penerangan beberapa lampu dari teras rumah yang tidak terlalu dekat. Beberapa titik di kejauhan terlihat di atas perairan yang diam. Berkelap-kelip, mungkin itu kapal nelayan, atau motorboat trip pertama. Biasanya motorboat yang datang di Subuh seperti ini bermuatan para pedagang. Riang pernah bilang padaku.

Lalu ingatanku kembali pada masalahku. Pada tiga lelaki yang sudah mengetahui keberadaanku. Lalu kecemasan datang, berharap Ari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status