Share

69. IZIN

Hatiku mencelos. Tak ada harapan Kak Sananta akan tahu perilaku papanya dalam waktu dekat. Bahkan sangat jelas jika Tuan Saddil tak memberi izin, maka aku harus tetap di sini. Kak Sananta tak akan melakukan apapun untuk melawan kehendak papanya.

Wajar. Sangat wajar jika Kak Sananta pergi, maka ayahnya yang akan menjaga menantunya yang sedang hamil. Namun, itu jika keadaan normal, bukan seperti situasiku dengan Tuan Saddil.

Aku sangat yakin, Tuan Saddil tidak akan memberikanku izin. Dia pasti sudah merencanakan hal lain lagi untuk memberikan tekanan padaku selama anaknya tak ada.

"Itu artinya aku akan tetap di sini, 'kan?" Aku gagal mencegah nada getir dalam suaraku. "Permintaanku sia-sia, 'kan?" Lalu air mataku meluncur begitu saja.

"Hara, maksudku...." Kak Sananta tampak kelabakan saat aku menangis. Aku tak mencoba berpura-pura. Tangis ini adalah bentuk frustasiku yang ingin lepas dari jerat Tuan Saddil walau untuk sementara saja.

"Seha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status