Share

71. IRONI

Aku yang semula sengaja menjaga jarak agar Mbak Mira tidak merasa dikintili kembali menoleh. Dia menyebut namaku dan menautkannya dengan kata curiga, itu sedikit mengusikku. Tapi kemudian segera tersenyum.

Sepanjang hidup aku terbiasa melayani diri sendiri hingga lupa jika saat ini seseorang telah ditugaskan untuk melayaniku. Mungkin Mbak Mira takut untuk meminta izin keluar nantinya. Apakah pacarnya barusan menyuruhnya berbohong tapi Mbak Mira takut aku curiga?

Pemikiran receh itu membuatku tersenyum semakin lebar. Bertepatan dengan itu, Mbak Mira menoleh dan menyadari keberadaanku di belakangnya.

"No ... Nona?" Dia terkejut.

Benar-benar terkejut hingga ponsel yang semula di pegangnya nyaris tergelincir dari tangannya. Membuatku sempat melihat sekilas ke layarnya. Seperti dugaanku, itu seperti wajah seorang lelaki dengan kening licin.

"Maaf, Non ... saya ...." Dia terbata-bata berbicara. Wajahnya nampak pucat sementara tangannya sedikit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status