Share

72. TEKAD

Di hari Andreas menyerahkan map padaku, di situlah aku menyadari telah melakukan kesalahan besar untuk ke dua kalinya. Kesalahan yang dari awal sempat terlintas, tapi karena merasa buntu, aku berharap penuh itu tak akan terjadi.

Namun, ternyata, dalam hidup ini tak boleh ada celah apalagi dengan bersandar pada harapan. Seharusnya hari itu aku pergi sendiri, mencari dengan bantuan google map atau apa saja, sebuah kota atau pulau terpencil yang jauh dari jangkauan, kalau perlu ke luar negeri sekalian. Bukannya malah meminta Ari membantuku dan kini dia menjadi senjata dari Tuan Saddil untukku.

Jika aku bicara pada Kak Sananta, maka Ari yang harus membayarnya.

Maka sejak hari itu, kukemasi lagi hati dan pikiranku. Rasa sayangku pada Ari, mungkin sama besarnya dengan bayi yang ada dalam kandunganku ini. Dia harus menderita hanya karena membantuku, aku sungguh tidak ingin itu terjadi. Sehingga meluncurlah semua cerita palsu itu, meski harus menghindar dari Ari.<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status