Share

Part 24 Aku Ingin Sepertimu

"Lho, terus ke mana, Nduk?" tanya tukang ojek itu bingung.

Nur segera naik kembali ke boncengan motor setelah memberikan sebuah alamat. Nur tidak ingin ke rumah Nenek Kanti, setidaknya untuk hari ini.

"Lha, kok nggak diantar sama Pak Lurah, to Nduk?" tanya laki-laki itu samar di antara desau angin.

"Mas Agus lagi banyak kerjaan, Pakdhe." Nur menjawab asal.

Laki-laki paruh baya yang tengah fokus menyetir motor itu mengangguk samar meskipun tidak percaya alasan yang diutarakan oleh Nuraini. Tidak kurang dari 15 menit, motor berhenti di depan pintu pagar rumah cluster.

"Terima kasih, Pakdhe. Kembaliannya buat Njenengan saja," ucap Nur sembari memberikan uang seratus ribu.

"Yuuh, matursuwun ya, Nur. Moga saja rezeki kamu dan Pak Agus tambah berkah."

"Aamin!"

Rupanya, pembicaraan Nur dan tukang ojek itu didengar pemilik rumah yang tengah berada di garasi. Laki-laki muda itu mendekat dan membuka pintu pagar.

"Nuraini, ka-kamu." Pandangan Farrel lantas tertuju pada tas pakaian yang tergel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status