Frederica Whetherby—Putri tunggal Regen Whetherby. Seorang prodigy yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan internasional dalam suatu bidang keilmuan. Dia adalah salah satu tipe gadis cantik yang memandang rendah orang lain yang tidak setara dengannya. Emily Jess—Teman masa kecil Frederica dan seorang pemilik Moonlit Alley, kedai minuman dingin yang terkenal dengan Matcha Frappuccino-nya. Bennet Reonardo—Pemuda berbakat yang berasal dari keluarga kelas menengah. Saat ini sedang menjalin sebuah hubungan serius dengan Frederica, walaupun masih ada sebagian kecil darinya yang ingin kembali kepada Emily. Kay Hargreaves—Sahabat Frederica yang merupakan anak ketiga Jenderal Hargreaves. Selisih usia yang besar dari kedua kakaknya dan kebiasaan sang Jenderal dalam memanjakannya, menjadikan gadis cantik ini memiliki temperamen yang gampang meledak-ledak. Azalea—Menyebut dirinya sebagai seorang Detektif dan ‘Murid Nomor 1’ Lady Viscaria. Seorang gadis yang berpikiran tajam tapi masih cukup
Ada banyak restoran mewah di 5th Avenue, lingkungan kelas atas yang berada di sisi timur Brightcrown City. Salah satu restoran bintang lima yang paling sering dikunjungi warga lokal dan wisatawan di sana adalah The Dorchester. Alasan utamanya, selain tentu saja menu mewah yang ditawarkan restoran itu, adalah letak strategisnya. The Dorchester berdiri dengan kokoh dan penuh hormat di hadapan King’s Garden dan hanya berjarak kurang lebih 1,6 kilometer dari toko-toko desainer dan stasiun kereta bawah tanah East Brightcrown Tube. Saat ini, di dalam restoran yang penuh dan ramai itu, seorang wanita yang belum lama ini menginjak usia dua puluh tiga tahun sedang mencuri dengar pembicaraan dua laki-laki berkulit putih yang duduk di meja dekat jendela—meja di depannya. Dari cara si laki-laki berbadan besar berbicara dengan bahasa tubuhnya, dia terlihat lebih menguasai suasana dan memiliki kekuasaan yang lebih dari si laki-laki bermata miring yang bertubuh lebih pendek yang duduk di depannya—y
IPagi itu Rita sedang menyiapkan sarapan ketika dia mendengar Azalea menggerutu di ujung lorong. Wanita itu kemudian menyerbu ruang makan layaknya miniatur tornado. Dia berjalan sempoyongan dan terpincang-pincang setelah pulang dengan kaki terkilir beberapa jam sebelumnya. Ditunjukkannya layar ponsel wanita yang sedang kesal itu kepada Rita.Wisteria Manor. Pukul 10:15.—V“Ternyata memang tidak ada waktu untuk istirahat,” keluh Rita.Azalea duduk dan menyantap telur goreng dan roti panggangnya yang sudah siap di atas meja. Rita meletakkan secangkir teh mint di hadapannya dan kembali sibuk dengan urusannya sendiri. Segera setelah Azalea selesai dengan sarapannya, dia mengeluhkan pesan V.“Ah, nggak tahu deh harus gimana.”“Saya merasakan hal yang sama—”“Kau kehilangan jejaknya?”“Lebih tepatnya, saya memilih untuk tidak bertindak lebih jauh.”“Begitu? Di mana terakhir kali kau melihatnya?” tanya Azalea yang penasaran.“Paradis Hill.”Azalea bersiul ketika mendengar nama itu.“Seleran
Godfrey masuk membawakan sebuah set peralatan minum teh. Dituangkannya teh Chamomile yang masih panas itu ke dalam dua cangkir berwarna keemasan. “Terima kasih, Godfrey,” puji Lady Viscaria. “Kau bisa tinggalkan tekonya di sini.” Tanpa berkata sepatah katapun, kepala pelayan itu segera memberi hormat dan meninggalkan ruangan. “Ini ada hubungannya dengan sebuah kasus yang pernah Dia tangani beberapa tahun yang lalu—yang melibatkan seorang Perdana Menteri, istrinya dan seorang wanita yang menjadi guru les anak-anak mereka,” jelas Lady Viscaria. “Indikasinya memang tipis, samar—tapi Dia yakin jika Ludwig dan komplotannya ada di balik kasus itu.” “Apa yang terjadi?” tanya Azalea dengan tidak sabar. “Pernah dengar nama Regen Whetherby? Dulu pernah menjabat sebagai seorang Perdana Menteri.” “Maksudmu si public figure yang, rumornya, memiliki kekuatan yang setara dengan kaum bangsawan itu?” “Oh, tentu jika kau lebih mengenalnya seperti itu,” gerutu Lady Viscaria. “Tentunya, tidak asin
Lady Viscaria mengambil teko teh dan menuangkan isinya ke cangkirnya yang telah kosong. Aroma teh Chamomile itu memanjakan saluran pernapasan si wanita paruh baya. “Ludwig,” ulang Azalea dingin. “Nah sekarang, apa yang kau ketahui tentang kasus keracunan yang menggemparkan itu?” Azalea mengeluarkan ponselnya dan membuka catatan yang telah dibuatnya. “Well,” ucap Azalea yang sedikit ragu. “Seperti yang kau ketahui, baru-baru ini ada kasus keracunan di sebuah coffee shop yang berada tidak jauh dari The Dorchester. Korban adalah Frederica Whetherby, anak seorang public figure ternama yang merupakan mahasiswi jurusan kedokteran yang baru saja memperoleh medali emas dalam International Microbiology, Parasitology and Immunology Competition. Tiga orang yang diduga sebagai pelaku—selain staf coffee shop itu tentu saja, adalah Emily Jess, Kay Hargreaves dan Bennett Reonardo.” “Siapa mereka?” tanya Lady Viscaria. “Kay Hargreaves adalah anak ketiga Jenderal Hargreaves—dia cukup terkenal di
Waktu berlalu—dengan cukup relatif, seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli fisika. Bagi Azalea, menunggu itu membosankan—maka waktu terasa begitu lama berlalu. Di sisi lain, waktu terasa begitu cepat berlalu bagi Rita yang sedang bergumul dengan komplotan penjahat di lokasi yang telah diberitahukan Albert. Ketika malam tiba, Azalea diminta untuk menunggu di ruang baca sementara Lady Viscaria menyiapkan diri untuk menghadapi seorang tersangka pembunuhan berencana yang pernah berada di bawah perlindungannya. Malam yang sunyi dan tenang itu menjadi gaduh ketika Vivian membawa masuk dua wanita yang terlihat sangat kacau ke ruang baca. “Astaga, Rita!” pekik Azalea. Rita menggelengkan kepalanya dan melirik wanita di sampingnya—yang mengalungkan tangannya di bahu Rita karena kelelahan dan shock berat. Azalea mengerti dan langsung merangkul Emily yang hampir kehilangan kesadarannya. Dituntunnya wanita itu dan disandarkannya punggung Emily ke kursi malas. “Brandy, Vivian! Brandy!
Setelah dua hari ‘dikurung’ di Wisteria Manor untuk mengurus dan mempersiapkan berbagai hal, pada tanggal dua puluh tiga April 2024 pagi, Emily—ditemani Azalea, menyerahkan diri pada polisi dan juga membeberkan rahasia gelap sang public figure ternama. Mendengar berita tersebut, pendukung Regen Whetherby terpecah menjadi dua bagian; mereka yang mengutuk Emily Jess karena telah berkata dusta, dan mereka yang mulai ragu-ragu dengan dukungan mereka untuk si public figure. Publik mulai berdatangan dan bertingkah layaknya mayat hidup di depan gedung kepolisian Brightcrown City. Sialnya, kemarahan masyarakat Brightcrown City bukan hanya satu-satunya yang harus dihadapi para polisi. Jenderal Hargreaves murka setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Alasannya adalah pencemaran nama baik putri kesayangannya, yang selama menjadi tersangka terus merengek pada ayahnya yang ‘hebat’ untuk segera melakukan sesuatu. Bahkan pada akhirnya, sang Jenderal melampiaskan emosinya pada Regen Whetherb
I 17 April 2024 Starvale Medical Center merupakan rumah sakit yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas kesehatan modern yang terletak di Starfell Valley—dulunya adalah sebuah kota kecil bernama Peonia yang dibentengi pegunungan. Rumah sakit ini telah berhasil menyelamatkan ratusan—bahkan mungkin ribuan nyawa yang bukan hanya penduduk Starfell Valley saja tapi juga pasien-pasien dari berbagai macam kota lainnya. Namun, Starvale Medical Center memiliki sisi gelap yang hanya diketahui oleh para pejabat rumah sakit itu beserta beberapa dokter-dokter tertentu. Salah satu dokter yang terjebak di dalam kesialan itu adalah seorang dokter spesialis neurologi bernama Daniel Blalock. Usianya yang terbilang cukup muda untuk menjadi seorang ahli neurologi dan dedikasinya yang luar biasa di bidang tersebut berperan cukup signifikan dalam perjalanan karirnya. Sayangnya, bukan sesuatu yang baru ketika seorang dokter muda berbakat sepertinya terbelenggu oleh kemunafikan para pejabat rumah sa