Share

BAB. 17 SECERCAH CAHAYA

Khayalanku terhenti saat tangan Mas Iqbal menarik tangan ini, memberi kode agar aku berjalan lebih cepat.

Abah dan Umi sedang asyik berbincang dengan laki-laki setengah baya dan seorang wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Mbak Hanum. Tidak salah, mereka pasti orang tua Mbak Hanum.

Mas Iqbal memperkenalkanku pada mereka. Meski ada nyeri di relung hati, tapi aku berusaha setenang mungkin. Dengan sopan, aku menyalami mereka satu persatu. Mereka sangat ramah menyambutku. Kalau melihat penampilan dan cara bicaranya bisa aku pastikan suami istri ini dari kalangan terpandang. Pantaslah kalau Mas Iqbal memilih Mbak Hanum, bila dibandingkan, aku bukanlah apa-apanya.

Aku baru saja akan menanyakan di mana Mbak Hanum. Namun, tiba-tiba kulihat sosoknya yang anggun bersama seorang lelaki gagah berbaju batik, melangkah ke arahku.

"Nisaaa ... apa kabar? Akhirnya bisa datang juga di sini." Setengah berteriak Mbak Hanum menghampiriku.

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, Mbak Ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status