Share

Episode 108

Setelah membuka pintu apartemen Farhan, aku bergeming, terpaku dan membisu. Bukan sengaja mau mendiamkan tamu tapi alu seakan terhipnotis oleh kehadiran orang itu.

"Om, Tante, silakan. Keadaan Farhan membuat saya yakut. Saya sudah menelpon ambulans," ucapku dambil menunduk.

"Apa Farhan kenapa-napa?" Tante Alliya malah balik bertanya.

"Lho memamg Renata tidak menelpon Tante, tidak memberitahu kalau Farhan jantungnya anfal."

"Apa?!" Perempuan itu langsung menyelusup ke kamar Farhan, namun nggak ditemukannya sosok itu. Tante Alliya mengangkat kedua alisnya. 

"Farhan di kamar saya, Tante,"

"Hah!" Aku tercekat melihat reaksi mamanya Ray. Nggak menyangka kalau wanita paru baya itu akan sekaget itu.

"Tapi, kami nggak ngapa-ngapain kok, Tante. Malah Farhan sedang sakit, kita butuh ambulans," ucapku menjelaskan semua, takutnya terjadi sesuatu.

"Sakit? Ambulans?" Wanita itu semakin menautkan kedua alisnya.

Lho, memang aku salah, ya? Memang ini keadaannya urgent banget, tapi kok mereka malah santai. Apalagi papanya Ray malah asyik berkeliling apartemen seolah ingin tahu apa isi yang ada di dalam apartemen putra kembarnya.

"Move, kamu nggak sedang sakit, kan?"

Sakit? Bukan aku yang sakit, tapi Farhan yang sakit. Jantung buatannya tiba-tiba menyengat kulitku seperti sengatan listrik.

"Tante, yang sakit Far--

"Sudahlah, Nyonya! Usaha Anda tidak akan berhasil. Wanita ini typical peduli sama siapapun yang butuh pertolongan. Anda nggak usah ngetes-ngetes lagi. Percuma,"

Aku membelalakan kedua mataku, seakan ingin menabok kepala Farhan. Ternyata aku dikerjain.

"Kamu gila, ya? Aku khawatir bangat lihat keadaan kamu, malah kamu bercanda seperti ini?" ucapku bersungut sambil menekuk muka tembemku.

Tapi tidak kusangka wanita itu tersenyum padaku. Dan entah semenjak kapan ibu dan anak itu akur.

"Masih binging?" tanyanya sambil memasukkan bajuku ke lemari.

"Kok di masukkan lagi sich ke lemari?" tanyaku kesal.

"Karena mulai sekarang, kamu yang akan menempati apartemen ini,"

Hah! Aku semakin nggak mengerti dengan cara berpikir laki-laki jenius ini.

"Aku mau pulang, Move,"

"Hah!" Aku tersentak, ini jujur. Tiba-tiba ada yang terasa sesak di dadaku. Farhan, mau pergi dari sini, kembali ke negeri asalnya.

"Hei, kenapa sesedih itu sich? Aku cuma pulang ke rumah Mama,"

"Hah," aku terkejut lagi mendengar ucapannya. "Mama," desisku pelan.

"Iya, mama. Kenapa ada yang salah. Apa Aku nggak pantas punya mama?"

Duhh, salah ngomong lagi. "A-aku  nggak bermaksud begitu, Farhan," ucapku sedikit panik.

"Hem-hem," suara deheman itu terdengar dari arah pintu kamarku.

"Move, malam ini kamu ikut, ya. Ray sudah menunggumu,"

Tak bisa kututupi keterkejutanku. Tiba-tiba srorang wanita bernama Alliya baik padaku itu adalah hal yang tidak mungkin.

"Tidak usah, Tante. Saya dirumah saja, lagian saya masih ada kerjaan." jawabku datar berusaha menyembunyikan ekspresi yang aku sudah yakin berantakan sekali mukaku.

Sebelum aku jadi bulan-bulan ibu dan anak itu aku undur diri ke kamar Farhan untuk menyiapkan semua barang-barang Farhan. Entah ada malsikayvapa, kok tiba-tiba ibu dan anak igu bisa aku. Bahkan aku bisa lihat kebahagian di mata tante Alliya.

Sambil terus berkata-kata dalam hati aku mengemasi baju Fathan . Kalau toh benar apartemen ini boleh alu tinggali tidak mungkin kam aku nggak bayar? "

Agak terhenyak aku mendengar suara canda itu begitu jelas terlihat kebahagiaan. Aku yakin Farhan  begitu kurang kebahagiaan. Dari kecil hidupnya sudah sangat menderita.

****

Bahkan aku sama sekali nggakterpikir kalau semua yang dilakikan ini adalah konspirasi baru. Dengan begitu polosnya aku malah ikut kerumah kediaman orang tua Ray.

"Hai," sapa Ray pada kedua tamu yang begitu familiar itu.

"Masih punya nyali kamu intuk datang kesini?" ucapnya dengan tatapan tajam seolah akan menelanjangiku.

Aku menahan napas untuk menghentikan serangan hinanya buatku. Jadi sebenarnya ini ad apa, kenapa semua serba tiba-tiba berubah begini?

"Hidup kamu itu memang sudah di takdirkan hanya untuk di skenario oleh orang-orang yang sangat dekat denganmu.

Masih terniang kata-kata itu___

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status