Share

Bisikkan

Ceklek!

Pintu kamar mandi nampak terbuka, Diana sempat terdiam saat melihat wajah suaminya yang kini hanya memakai bathrobe saja. Dia belum terbiasa melihat pemandangan seperti itu.

"Kamu sangat seksi sekali, Sayang," ucap Bara ketika melihat Diana yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan lingerie seksi berwarna hitam.

Diana terlihat malu-malu mendengar pujian dari Bara, dia menghampiri suaminya yang terlihat duduk seraya memperhatikan wajahnya dari atas tepian tempat tidur.

Lelaki yang baru saja mengesahkan dirinya sebagai istri itu terlihat menatap dirinya dengan tatapan lapar, Diana paham kenapa Bara menatap seperti itu kepada dirinya.

Sudah satu tahun Bara menduda, sudah barang pasti duda beranak lima itu menginginkan dirinya. Menginginkan untuk melakukan kegiatan yang pastinya akan membuat Bara keenakan.

Usia Bara memang masih terbilang muda, dia baru berusia tiga puluh lima tahun. Namun, dia sudah mempunyai lima orang anak dari istri pertamanya yang sudah meninggal satu tahun yang lalu tepat saat melahirkan putra kelima mereka.

Istrinya mengalami pendarahan hebat dan juga sesak napas, hal itu membuat istrinya tidak bisa terselamatkan. Dia meninggal beberapa menit setelah melahirkan.

Saat itu Bara merasa dunianya hancur lebur karena kehilangan istrinya, dia bahkan sempat menyangka jika dirinya tidak akan menikah lagi.

Namun, ternyata perkiraannya salah. Karena setelah satu bulan istrinya meninggal, dia jatuh hati dengan Diana saat mereka sedang berpapasan tanpa sengaja di pemakaman.

Sebenarnya Bara sudah berkata kepada istrinya, bahwa pria itu tidak mau melihat istrinya untuk hamil dan melahirkan kembali.

Namun, istrinya bersikeras ingin memberikan anak laki-laki. Karena keempat anak yang dia lahirkan semuanya berjenis kelamin perempuan.

Dia takut jika suaminya itu diam-diam menginginkan anak laki-laki, maka dari itu dia bersikukuh untuk hamil kembali.

"Mas! Jangan kaya gitu," ujar Diana ketika Bara dengan tidak sabarnya menarik lengan Diana dan menghempaskan tubuh Diana ke atas ranjang pengantin.

Melihat lekuk tubuh Diana yang begitu seksi, Bara seolah tidak sabar ingin segera menggauli istrinya tersebut. Apalagi melihat Diana yang memakai lingerie, rasanya milik Bara langsung menggeliat dan ingin segera mencari sarangnya.

"Habisnya kamu seksi banget, aku jadi ngga tahan." Bara langsung mengungkung tubuh Diana dan menunduk, lalu dia mengacupi leher jenjang istrinya itu.

Satu tahun tidak melakukan hubungan intim membuat Bara terlihat begitu tidak sabar, bukan hanya bibirnya yang mulai bergerak. Namun, tangan Bara terlihat begitu sibuk untuk mencari tempat ternyaman yang ingin dia sentuh.

"Mas!" teriak Diana karena Bara mulai mengusap area sensitifnya.

Dia a merasakan tubuhnya meremang karena kini Bara malah mengecupi pundak polosnya, sesekali suaminya itu akan menggigit pundaknya dengan gemas.

Tangan Bara bahkan tidak hentinya mengusap dada dan perutnya, hal itu membuat tubuh Diana seakan tersengat aliran listrik bertegangan tinggi.

Mendengar kata protes dari istrinya, Bara langsung tertawa. Kemudian pria yang baru saja mengesahkan Diana sebagai istri itu berkata seraya memilin ujung dada istrinya.

"Kamu itu milik aku, Sayang. Masa aku tidak boleh melakukan apa pun terhadap istri cantikku ini," protes Bara.

Setelah mengatakan hal itu, Bara terlihat menautkan bibirnya ke bibir istrinya. Tangan kirinya dia jadikan sebagai tumpuan, sedangkan tangan kanannya terlihat dengan lincah meremat kedua dada istrinya secara bergantian.

Diana yang baru pertama kalinya diperlakukan seperti itu, terlihat begitu menikmati. Sensasi geli, nikmat dan juga sakit dia rasakan dalam waktu yang bersamaan.

Setiap apa yang dilakukan oleh Bara membuat tubuh Diana terasa ringan sekali, dia seakan terbang melayang dan sesekali menggeliatkan tubuhnya karena merasakan hal yang luar biasa nikmatnya.

Ternyata benar apa yang dikatakan oleh orang lain, jika menikah itu ternyata sangat menyenangkan. Apalagi ketika dirinya akan melakukan malam pertama dengan suaminya, rasanya begitu nikmat.

Diana jadi membayangkan, seperti apa nikmatnya bercinta dengan Bara. Karena baru bercumbu saja membuat dirinya benar-benar lupa di mana dia berpijak.

"Tunggu sebentar ya, Sayang."

Bara terlihat turun dari tempat tidur, kemudian dia mengambil botol berisikan obat dan memberikannya kepada Diana. Obat yang entah apa, Diana sungguh sangat tidak tahu.

Bara juga terlihat mengambil segelas air putih dan memberikannya kepada istrinya tersebut, Diana terlihat mengernyitkan dahinya.

Dia merasa bingung dengan apa yang diberikan oleh suaminya tersebut, mungkinkah suaminya itu memberikan obat kuat atau semacamnya, pikirnya. Namun, rasanya itu tidak mungkin. Karena biasanya yang memakai obat kuat adalah lelaki, bukan perempuan.

Karena begitu merasa penasaran, Diana pun dengan tidak sabar bertanya kepada suaminya tersebut. Karena dia tidak mau meminum obat secara sembarangan.

"Apa ini, Mas? Kenapa kamu memberikan aku obat? Aku tidak sakit loh!"

Bara tersenyum manis ke arah istrinya, tapi dia seperti tidak berniat untuk menjelaskan obat apa itu. Dia malah menunduk lalu mengecup bibir istrinya, dia juga terlihat mengelus kedua pundak

Diana dengan begitu lembut.

"Minumlah, Sayang. Tidak usah banyak bertanya, karena obat ini benar-benar berguna untuk kamu. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik," jelas Bara.

Karena tidak mau membuat Bara marah, Alina pun langsung menganggukkan kepalanya. Dia yakin jika Bara tidak akan memberikan obat yang akan membahayakan dirinya.

Bara terlihat tersenyum dengan begitu lebar ketika Diana mengambil obat yang diberikan oleh Bara, dia merasa senang karena Diana begitu penurut kepada dirinya.

"Iya, Mas," jawab Diana.

Tanpa berkata dan bertanya apa pun lagi, Diana terlihat duduk dan meminum sebutir obat yang diberikan oleh suaminya tersebut.

Setelah memastikan Diana meminum obatnya, Bara terlihat tersenyum dengan puas. Lalu, dia menyimpan gelas bekas Diana minum di atas nakas.

"Istri yang sangat pintar," kata Bara.

Setelah mengatakan hal itu, Bara kembali mendorong tubuh Diana. Hal itu tentunya langsung membuat Diana jatuh ke atas tempat tidur.

Lalu, pria itu meminta haknya sebagai seorang suami kepada Diana. Malam pertama ini benar-benar menjadi malam panas untuk Bara dan juga Diana.

Walaupun pada awalnya Diana sempat merasakan kesakitan karena ulah suaminya itu, tetapi tidak lama kemudian Dia a bisa menikmati apa yang Bara lakukan kepada dirinya.

Bahkan, pria itu benar-benar bisa mendapatkan puncak kenikmatannya setelah bercinta dengan Diana. Diana terlihat tersenyum penuh arti ketika Bara bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa setelah bercinta dengan dirinya, dia merasa menjadi seorang istri yang begitu sempurna.

"Terima kasih, Sayang." Bara terlihat menunduk lalu mengecup kening istrinya dengan penuh cinta.

Lalu, dia merebahkan tubuhnya di samping Diana. Dia menarik lembut Diana ke dalam dekapan hangatnya, lalu dia berbisik tepat di telinga istrinya.

Cukup lama Bara membisikkan kata-katanya kepada Diana, mendengar bisikan dari suaminya tersebut raut wajah Diana tiba-tiba saja berubah.

Dia terlihat begitu kesal dan juga marah, tidak lama kemudian Diana terlihat mendorong tubuh Bara dengan sekuat tenaganya.

Dia beringsut dan berusaha untuk menjauh dari pria yang baru saja mengambil mahkotanya, dia menatap Bara dengan tatapan penuh kebencian.

"Ceraikan aku saat ini juga, Mas!" teriak Diana dengan suara yang menggelegar di dalam kamar hotel tempat saksi bisu terjadinya pergumulan panas di antara mereka berdua.

Diana sungguh tidak menyangka jika dirinya akan mendengarkan bisikan dari suaminya, bisikan yang terasa seperti sebuah pisau tajam yang mampu menyayat hatinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status