Share

Talak Setelah Sah
Talak Setelah Sah
Author: Cucu Suliani

Sah

"Yang, aku nginep di sini aja, ya?"

Seorang pria tampan masuk ke dalam kamar hotel calon istrinya, Diana. Dia nampak menghampiri kekasihnya dan langsung memeluk wanita yang kini sedang memakai skin care di wajahnya.

"Jangan ngaco deh, Mas. Besok kita nikah, tahan. Tinggal satu malam lagi, bukan hanya bisa ngobrol berdua. Tapi, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau karena kita besok sudah sah."

"Kalau nunggu sah lama, Yang. Sekarang yuk?"

Bara terlihat tidak sabar sekali, Diana sampai kaget mendengar apa yang dikatakan oleh calon suaminya tersebut.

"Mas!" keluh Diana sambil mendorong wajah tampan calon suaminya, Bara.

"Abisan kamu tuh cantik banget, kamu ngangenin. Aku gak tahan kalau harus berlama-lama jauh dari kamu," rayu Bara.

Dian memutarkan bola matanya dengan malas, walaupun dia begitu mencintai Bara, tetapi rasanya mereka tidak pantas kalau harus tidur bersama sebelum menikah.

Namun, dia juga paham kenapa Bara bersikap seperti itu. Bara adalah seorang duda yang memiliki 5 anak di usianya yang masih muda, dia masih berusia tiga puluh lima tahun, tetapi sudah menjadi duda dengan lima anak.

Bukan keinginan Bara untuk menjadi seorang duda, karena pria itu menjadi duda ditinggal meninggal oleh istrinya saat melahirkan anak kelimanya.

"Aku bilang sabar, lagian gak enak juga kalau nanti ketahuan bapak aku atau sama mom kamu. Sudah sana, pergi ke kamar kamu."

Selain tidak enak kalau nantinya ketahuan oleh bapaknya ataupun calon mertuanya, rasanya perbuatan itu juga tidak patut dilakukan sebelum mereka menikah. Dosa.

"Iya, iya. Aku bakalan keluar, tapi kiss dulu." Bara memonyongkan bibirnya.

Dari pada tidur bersama, lebih baik Diana memberikan sebuah ciuman untuk Bara, pikirnya. Wanita itu dengan senang hati menautkan bibirnya pada bibir Bara.

Keduanya cukup lama saling memagut, hingga tidak lama kemudian Diana mendorong dada Bara, karena Diana mendengar napas Bara yang sudah berat.

"Aku pergi dulu, tapi ingat, Sayang. Besok kamu tidak akan aku biarkan tidur semalaman," ujar Bara.

"Ya,'' jawab Diana.

Setelah berpamitan kepada Diana, akhirnya Bara keluar dari dalam kamar tersebut. Diana langsung menggelengkan kepalanya melihat kepergian Bara, tingkah pria itu seperti anak kecil saja.

Padahal, Bara seharusnya tidak berperilaku seperti itu. Namun, Diana berpikir jika Bara melakukan hal seperti itu hanya kepada dirinya, calon istrinya.

"Dasar manja," ujar Diana.

Keesokan harinya.

Ballroom hotel menjadi saksi di mana Bara mengucapkan janji sucinya terhadap Diana, sepasang kekasih yang menjalin hubungan selama satu tahun itu akhirnya menjadi pasangan halal juga.

Bara terlihat begitu bahagia dan sangat antusias, karena akhirnya kini dia tidak sendiri lagi. Dia akan ada yang mengurusi, begitupun dengan Diana, wanita itu tidak berhentinya tersenyum karena merasa bahagia.

"Selamat ya, Sayang. Akhirnya kamu menikah, Bapak pasti rindu berat sama kamu. Karena kamu akan begitu betah tinggal di kediaman suami kamu," ujar Bagas. Ayah Diana.

"Makasih, Pak. Tapi Diana janji, Diana akan sering mengunjungi Bapak walaupun sudah menikah."

"Ya, Bapak tunggu. Tapi ingat, Sayang. Kamu akan mengurusi 5 anak sambung, jaga kesehatan dengan baik agar tidak sakit."

Bagas sebenarnya merasa tidak setuju jika Diana yang masih sangat muda itu harus menikah dengan Bara, karena pria itu sudah memiliki 5 anak.

Walaupun Bara merupakan pria terkaya di kampung halamannya, tetapi tetap saja dia merasa khawatir akan kesehatan putrinya.

Kalau saja anak-anak Bara mau menurut, kalau tidak, Bagas pasti akan merasa sangat takut. Dia sangat takut jika putrinya akan tertekan, dia akan sakit dan kurus karena terlalu capek dalam mengurusi rumah tangganya bersama dengan Bara.

"Iya, Bapakku, Sayang. Jangan khawatir, Diana itu kuat loh."

"Iya, Bapak percaya," ujar Bagas.

Acara resepsi pernikahan berlangsung dengan meriah, banyak sekali tamu yang datang ke sana. Banyak juga artis ibu kota yang meramaikan, Diana sampai merasa lelah.

"Yang," ujar Bara yang nampak mengusap-usap pinggang Diana.

"Sabar, Yang. Nanti malam aku akan jadi milik kamu seutuhnya," ujar Diana.

"Jangan salahkan aku jika nanti kamu akan minta lagi dan lagi karena keenakan," ujar Bara.

"Apaan sih!" ujar Diana dengan wajahnya yang memerah.

"Aih! Istriku ini malah malu-malu," ujar Bara.

Diana yang memang merasa malu langsung mencubit gemas perut suaminya, dia merasa kesal juga karena pria itu terus saja menggodanya.

"Jangan godain aku terus," ujar Diana.

"Maaf, Sayang."

_

Pukul sepuluh malam acara resepsi pernikahan sudah selesai dilaksanakan, Bara sudah berpamitan untuk pulang ke rumahnya. Karena dia sadar jika putrinya akan melaksanakan malam pertamanya dengan menantunya.

Begitu juga dengan Debi, ibunda dari Bara itu sudah pulang ke kediaman mewahnya. Dia tidak ingin mengganggu kegiatan anak dan juga menantunya.

Wanita yang bernama Debi itu bahkan dengan senang hati membantu baby sitter untuk mengurus kelima cucunya, hal itu dia lakukan agar kelima cucunya itu tidak mengganggu kegiatan Bara dan juga Diana.

"Sudah siap aku terkam?" tanya Bara seraya merangkul pinggang istrinya.

"Apaan sih, Mas. Udah ah, ayo cepat kita pergi ke kamar. Aku sudah sangat lelah," ujar Diana.

"Sudah sangat lelah, atau sudah tidak tahan aku kasih yang enak?" tanya Bara sambil menuntun istrinya untuk masuk ke dalam kamar pengantin mereka.

"Mas, ih. Udah ah, aku mau lepas baju pengantin dulu," ujar Diana yang langsung mengambil baju dinas dan masuk ke dalam kamar mandi.

Bara terkekeh melihat kelakuan dari istrinya, wanita itu benar-benar terlihat malu-malu. Namun, Bara sangat suka. Dia bahkan terlihat tidak sabar untuk memulai malam ini.

"Padahal kita sudah harus belum menikah, kenapa juga dia harus masuk ke dalam kamar mandi hanya untuk membuka gaun pengantin saja?" ujar Bara.

Namun, Bara tidak mengatakan hal itu kepada Diana. Bara malah membuka semua kain yang melekat di tubuhnya, lalu dia memakai bathrobe dan duduk di tepian tempat tidur. Dia sedang menunggu istrinya.

Berbeda dengan Diana, wanita itu kini sedang membuka gaun pengantin yang dia pakai di kamar mandi. Beruntung gaun pengantinnya gampang dibuka.

Setelah itu, Diana memutuskan mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Lalu, dia mengusapkan spon mandi yang sudah dia tuangkan sabun cair.

"Aku harus wangi, jangan sampai mas Bara kebauan saat tidur denganku." Diana tersenyum sendirian dengan begitu malu-malu.

Setelah selesai mandi, dia mengeringkan tubuhnya dan dengan cepat memakai baju dinas yang sudah dia beli. Dia ini terlihat cantik dan juga seksi di mata Bara, jangan sampai suaminya itu kecewa.

"Kamu sudah cantik, Diana. Sekarang tinggal waktunya aku menemui suamiku," ujar Diana dengan jantung yang berdebar dengan begitu cepat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status