Share

Pergi

"Saya berangkat dulu, May." Hangat peluk juga ciuman di kening kuterima sebelum Mas Gun berpamit.

"Tunggu, Mas!" Aku menahan lengan besar berbalut kemeja panjang hitam itu, lalu memutar tubuhnya.

"Kenapa, Say--"

Bibir itu terdiam saat aku berjinjit untuk membunuh jarak di antara kami. Lantas menarik wajah usai menuntaskan spontanitasku. Tangan ini masih terkalung di lehernya.

"Maaf."

Aku menarik wajah dan menunduk. Namun, wajahku kembali terangkat oleh satu jarinya, hingga sepasang mata tajam Itu menghujam kedalaman mata ini.

"Ada apa, May?"

Kupaksakan bibir ini mengembang guna mengalihkan kecurigaannya.

Bagaimana tidak curiga, sebelumnya aku tak pernah seagresif ini. Mas Gun lah yang selalu memancingku untuk mengawali.

"Bonus extra untuk tadi malam."

Dia menepuk kepala, kemudian tertawa. Tawa lepas yang selalu membuatku jatuh cinta.

"Masih ada waktu kalau mau nambah, May." Dia memperlihatkan arloji keluaran Swiss di pergelangan tangan.

"Sudah cukup, kok, Mas. Nanti malah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status