Share

Ending

"Akhirnya, cucu Oma datang juga!" Mama Kantini bungah menyambut sang cucu. Tak sabar ingin meraih bayi yang terlelap dalam lilitan bedongan.

Sebulan pasca melahirkan, kami kembali boyongan ke istana Prawira.

"Hati-hati, Ma!" Mas Gun meletakkan Rendra dalam pangkuan sang Mama.

"Persis seperti kecilanmu dulu, Ndra." Dikecupnya pipi kemerahan itu, gemas.

"Iya, dong. Papanya saja ganteng begini, apalagi anaknya."

"Aku juga ikut andil kali, Mas."

Mas Gun meringis mendapati pinggangnya terkena cubitanku. Narsis sekali, padahal wajah Rendra itu perpaduan antara aku dan papanya. Yah, meski kuakui Mas Gun lebih mendominasi.

"Mama kamu marah, Sayang." Bayi tampanku tak terusik meski sang papa mengusili dengan menjawil pipi gembulnya.

"Kamar Rendra gimana, Mas? Udah beres semuanya?"

"Sudah, dong."

Embak-embak asisten sudah menata baju juga pernak pernik milik Rendra di kamar berdinding warna warni tersebut. Pintar sekali suamiku memilihkan desain untuk putra kami.

Keempat sisi dinding
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status