Share

Telat Nikah
Telat Nikah
Penulis: Lyra Vega

High Quality Duda

“Apa? Tiga kali menduda?” Aku terbatuk dan tersedak jus jeruk yang baru terseruput. 

Lelaki berdasi di seberang meja sampai harus beranjak dari kursinya. Berjalan mendekat lantas menepuk-nepuk punggungku. Suasana kembali normal setelah air yang terlanjur masuk melalui hidung bisa kukeluarkan. 

Dalam otak ini tersusun rencana untuk menonjok Firman hingga babak belur. Tega-teganya adik enggak ada akhlak itu mencarikan partner kencan buta dengan predikat duda. Tiga kali pula. 

“Jadi bagaimana? Kalau kamu setuju, secepatnya akan saya adakan lamaran resmi,” ucap pria bernama lengkap Indraguna Prawira setelah kembali ke kursinya. 

“Lamaran? Secepat itu?” 

“Lalu kamu mau melanjutkan hubungan yang seperti apa? Pacaran kaya ABG? Memang masih pantas?” 

Asem! Dia nyindir gitu? Mentang-mentang lebih dulu berpengalaman di bidang perkawinan. Juga perceraian. 

"T--tapi saya butuh waktu, Pak." Ada gitu pertemuan pertama, belum mengenal satu sama lain, dengan percaya dirinya melamar. 

"Berapa lama? Saya tidak punya banyak waktu." Lelaki itu sebentar-sebentar melirik jam, kaya orang penting dengan segudang kesibukan. Namun, informasi dari Firman memang seperti itu. 

"Tiga bulan." 

"Terlalu lama. Adik ipar kamu sudah memberikan data-data valid tentang kamu. Dari profil, hobi, makanan kesukaan, juga kriteria pria idaman. Jadi, saya tidak perlu bertele-tele membuang waktu untuk mengenal diri seseorang." 

Sialan! Jadi aku dikerjai Firman dan Rasti-- adik ipar sendiri yang tak lain adalah mantan sekretaris bos besar pemilik salah satu perusahaan garment di wilayah barat Jakarta sana. 

Semudah itukah dia mencari calon istri? Pantas pernah gagal sampai tiga kali. Berarti pernikahan baginya hanyalah permainan, jika bosan bisa seenaknya gonta-ganti pasangan. Lelaki! 

"Mayra Anataya. Usia 30 tahun, single. Penyuka tanaman. Kriteria pria idaman, dewasa, lebih tinggi, baik secara fisik maupun gaji perbulan. Tidak berkumis dan berjenggot, minimal seperti suami Raisa." Nama yang disebutkan di akhir menciptakan gelak tawa makhluk di meja seberang. Bahu kokohnya berguncang. 

Padahal Rasti yang ngefans sama Hamish Daud, kenapa kakak iparnya yang dibawa-bawa. 

"Kenapa ketawa, Pak? Enggak masuk kriteria, ya?" Ada untungnya Rasti nulis asal-asalan. Buat alasan nolak lamarannya. 

"Ya, kebetulan semua kriteria itu memang ada dalam diri saya. Kamu benar-benar high quality jomlo." Pak Indraguna melipat tangan di dada, bersandar pada sandaran kursi. Satu kaki menyilang bertumpu di paha satunya. 

Songong. 

Cepat-cepat kukeluarkan ponsel dari tas, lalu mengusap layar dan menekan aplikasi g****e. Mengetikkan nama suami Raisa di pencarian.

Tak lama artikel-artikel tentang pasangan selebritis itu bermunculan. Lengkap dengan pict dengan berbagai pose yang manly. Terlebih saat mengenakan setelan jas. 

Mataku mengamati layar HP. Lantas mendongak, membandingkan dengan wajah Pak Indra. Kuulangi sampai empat kali sebelum mengakui bahwa memang ada kemiripan. Kecuali tentang kumis dan jenggot. 

Mati! 

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status