Share

BAB 8 - Setelah Menikah, Lalu Apa?

“Di mata kamu, aku bakal ngelakuin hal itu ke kamu? Tidur sama kamu terus ninggalin kamu begitu aja tanpa sepatah kata pun?”

“Aku yang nanya duluan, Sat, kenapa kamu yang malah balik nanya?”

Ksatria menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan. Tepat di saat itu, sate mereka diantarkan.

“Makan dulu,” kata Ksatria pada Rinai.

“Biar kamu ada waktu buat ngarang jawaban?”

“Biar kamu ada tenaga buat bales omonganku,” bantah Ksatria. “Kamu kan kayaknya nggak pernah sehari aja nggak bales omonganku.”

“Kamu juga gitu,” ejek Rinai tak mau kalah.

Ksatria hanya tersenyum dan menaruh separuh lontongnya ke piring Rinai. Dibanding Ksatria, selera dan porsi makan Rinai sebenarnya lebih besar daripada dirinya.

Meski Rinai tengah menunggu jawaban Ksatria dengan jantung berdebar, ia tetap menyempatkan diri untuk mengucapkan terima kasih.

Dulu berat badan Rinai sempat melebihi berat badan ideal dan membuat tubuhnya agak berisi. Hal itu sering jadi bahan olokan teman-teman mereka yang pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status